Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kawasan industri, PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan penurunan laba bersih di tengah kenaikan pendapatan sepanjang semester I 2024.
Melansir laporan keuangan, KIJA mencatatkan laba neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 49,82 miliar di semester I. Ini turun 75,69% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 204,98 miliar pada periode sama tahun lalu.
Wakil Direktur Utama KIJA Budianto Liman mengatakan, penyebab penurunan laba bersih ini adalah dampak dari pergerakan valuta asing (valas).
“KIJA catat kerugian valas sebesar Rp 258,0 miliar pada semester I 2024. Sementara, KIJA membukukan keuntungan bersih dari valas sebesar Rp 312,3 miliar pada semester I 2023,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Catat Marketing Sales Rp 1,55 Triliun di Semester I-2024
Total pendapatan KIJA sebesar Rp 2.378,2 miliar untuk semester I 2024, meningkat 36% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Dari segmen Land Development & Property, ada peningkatan pendapatan sebesar 41% menjadi Rp 1,40 triliun per akhir Juni 2024, dari Rp 1 triliun pada akhir Juni 2023. Seluruh sub-segmen dalam pilar tersebut menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Sub-segmen tanah matang meningkat 41% yoy menjadi Rp 1,14 triliun, yang mana sebanyak 89% penjualan berasal dari Kendal. Sub-segmen tanah dan bangunan pabrik meningkat 139% yoy menjadi Rp 41,7 miliar. Sub-segmen real estat lainnya, yang terdiri dari tanah dan rumah, apartemen, ruang kantor dan ruko, serta sewa mengalami peningkatan pendapatan sebesar 29% yoy menjadi Rp 224,6 miliar.
Dari segmen infrastruktur, meningkat 31% yoy menjadi Rp 903,6 miliar di akhir Juni 2024. Secara rinci, pendapatan dari sub-segmen ketenagalistrikan meningkat menjadi Rp 584,9 miliar.
“Ini karena adanya peningkatan pembelian listrik dari PLN dan pengguna akhir industri di Cikarang dan Kendal, serta peningkatan biaya gas dari AS$ 6 per MMBTU menjadi AS$ 8,70 per MMBTU sejak Januari 2024,” pparnya.
Sub-segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan kawasan, dan lainnya) tumbuh 12% menjadi Rp 201,5 miliar, terutama karena peningkatan permintaan dari Kendal. Sub-segm dry port (CDP) meningkat menjadi Rp 117,1 miliar, yang terutama didorong oleh pertumbuhan peti kemas sebesar 11% dan peningkatan pendapatan dari penyimpanan.
Dari segmen Leisure & Hospitality, KIJA membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 65,4 miliar pada semester I 2024, dari Rp 61,0 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Hal ini disumbang dari segmen pariwisata dan golf, yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 16% dan 4%, menjadi Rp 20,4 miliar dan Rp 42,6 miliar pada semester I 2024.
“Segmen golf memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality pada paruh pertama tahun ini,” ungkapnya.
Budianto mengatakan, pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur sebesar 38% dari total pendapatan pada semester I 2024, dibandingkan dengan 39% pada semester I 2023.
“Kontribusi yang lebih rendah ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi (relatif) dari segmen Land Development & Property pada semester pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” paparnya.
Laba kotor perseroan meningkat 29% menjadi Rp 1 triliun pada akhir Juni 2024. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk semester pertama tahun 2024 tercatat sebesar 42,5%, turun dari 44,5% pada semester I 2023.
Alasan utama penurunan marjin laba kotor yaitu karena marjin laba kotor tanah matang di Kendal menurun dari sekitar 50% di semester I 2023 menjadi 43% di semester I 2024. Ini karena ada revisi biaya yang diperlukan akibat dari perubahan pada rencana awal.
“Marjin laba kotor yang sedikit lebih rendah untuk Pilar Infrastruktur, yaitu 34% di semester I 2023 dibandingkan dengan 31% di semester I 2024, disebabkan oleh harga gas yang lebih tinggi,” katanya.
EBITDA perseroan pada akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp 856,3 miliar, naik 31% yoy. Total posisi kas konsolidasian Perseroan pada akhir semester I 2024 tercatat sebesar Rp 1,58 triliun, meningkat 45% dibandingkan Rp 1,09 triliun pada akhir tahun 2023.
Selain itu, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada akhir semester I 2024 tercatat sebesar Rp 262,5 miliar. Sekitar setengahnya terdiri dari Rp 127,9 miliar untuk dana cadangan bunga dan pokok yang disyaratkan oleh persyaratan pinjaman Mandiri.
“Pada periode itu, Kendal JV mengumumkan dan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dengan total Rp 322,9 miliar. Entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan (PT Grahabuana Cikarang, pemegang saham Kendal JV) menerima 51% dari jumlah tersebut, atau sebesar Rp 164,7 miliar,” paparnya.
KIJA mencatatkan penjualan pemasaran alias marketing sales sebesar Rp 1,71 tiliun pada semester I 2024, naik 14% yoy. Raihan ini juga setara dengan 68% dari target marketing sales setahun penuh sebesar Rp 2 triliun.
Secara rinci, marketing sales dari Cikarang dan lainnya memberikan kontribusi sebesar 24%, sedangkan Kendal memberikan kontribusi sebesar 76%.
“Penjualan dari produk industri (tanah dan/atau tanah dengan bangunan pabrik standar) berkontribusi 90%, sedangkan segmen residensial/komersial dan lainnya berkontribusi 10%,” ungkapnya.
Untuk target marketing sales KIJA di tahun 2024, rinciannya adalah sebesar Rp 1,15 triliun dari target tersebut berasal dari Cikarang & lainnya (Rp750 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang). Sebesar Rp 400 miliar ditargetkan berasal dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Joint Venture) dan lainnya).
"Sisanya, sebesar Rp 1,35 triliun berasal dari perusahaan patungan di Kendal," kata Budianto.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham MAPA, KIJA, TAPG, dan ASPI untuk Hari Ini (1/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News