kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi bersih Pudjiadi and Sons (PNSE) naik 84%, ini biang keroknya


Jumat, 08 Mei 2020 / 17:22 WIB
Rugi bersih Pudjiadi and Sons (PNSE) naik 84%, ini biang keroknya
ILUSTRASI. Berdasarkan laporan keuangan , tercatat rugi bersih Pudjiadi and Sons naik 84% menjadi Rp 16,56 miliar pada akhir Maret 2020 lalu.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pariwisata yang terpukul wabah corona mengakibatkan kinerja PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) terganggu. Sepanjang kuartal I 2020, rugi bersih PNSE pun meningkat 84,4%.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, tercatat rugi bersih Pudjiadi and Sons menjadi Rp 16,56 miliar pada akhir Maret 2020 lalu. Direktur Pudjiadi and Sons Ariyo Tejo mengungkapkan, kenaikan rugi bersih akibat tidak maksimalnya peningkatan pendapatan.

Peningkatan pendapatan terjadi pada unit hotel yang memiliki margin keuntungan kecil.

"Sedangkan, untuk hotel yang memiliki margin keuntungan besar mengalami penurunan pendapatan," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (6/5).

Baca Juga: Kinerja tertekan, rugi bersih Pudjiadi and Sons melonjak 84% di kuartal I-2020

Dari sisi pendapatan, PNSE mencatatkan kenaikan tipis 1,96% menjadi Rp 36,98 miliar di kuartal I 2020 dari Rp 36,27 miliar di kuartal I 2019.

Selama ini kontribusi laba terbaik bagi induk perusahaan adalah The Jayakarta Bandung dan The Jayakarta Anyer. Kemudian ada anak perusahaan di The Jayakarta Bali, The Jayakarta Lombok dan The Jayakarta Flores yang berada di titik pariwisata.

"Oleh sebab itu, jika pendapatan pada unit hotel tersebut mengalami penurunan kinerja, maka laba akan terganggu," tuturnya.

Ariyo menambahkan, meski kinerja turun, PNSE tidak akan melakukan diversifikasi ke bisnis lain. Kalaupun ada diversifikasi, itu hanyalah berinvestasi pada lokasi wisata yang berbeda dan jenis hotel dengan konsep yang berbeda sebagai hotel resort, hotel bisnis dan hotel budget, serta melakukan pengelolaan manajemen.

"Kami juga saat ini fokus untuk memperbaiki posisi likuiditas," ujar Ariyo.

Hingga tutup tahun ini, PNSE juga masih berpegang dengan target yang telah dibuat pada awal tahun sebelum pandemi virus corona. Menurutnya, dengan kondisi saat ini menjadikan manajemen sulit melakukan proyeksi.

Berdasarkan RKAP perusahaan, target pendapatan PNSE tahun ini sebesar Rp 235 miliar dengan laba tahun berjalan Rp 13,6 miliar dan total aset sebesar Rp 467 miliar.

Baca Juga: Start up perhotelan Airy tidak lagi beroperasi mulai akhir Mei ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×