Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan penurunan top line pada akhir semester I-2025. Namun, KAEF mulai memperlihatkan perbaikan kinerja dari sisi bottom line.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), KAEF membukukan penjualan neto sebesar Rp 4,37 triliun pada semester I-2025 atau turun 16,12% year on year (yoy) dibandingkan penjualan neto perusahaan pada semester I-2024 yakni Rp 5,21 triliun.
Mayoritas penjualan neto KAEF pada paruh pertama tahun ini berasal dari segmen bisnis distribusi yakni sebesar Rp 2,10 triliun. Setelah itu diikuti oleh penjualan neto dari segmen retail sebesar Rp 1,61 triliun, lain-lain sebesar Rp 366,64 miliar, dan manufaktur sebesar Rp 292,83 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Nonbunga Bank Melesat Juli 2025, Siapa Unggul?
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan KAEF berkurang 22,59% yoy menjadi Rp 2,81 triliun pada semester I-2025, dari sebelumnya Rp 3,63 triliun yang dicatat pada semester I-2024.
Beban usaha KAEF juga terpangkas 14,29% yoy menjadi Rp 1,50 triliun pada semester I-2025, dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 1,75 triliun. KAEF juga mencatatkan penurunan rugi bersih selisih kurs sebesar 43,49% yoy dari Rp 841,07 juta pada semester I-2024 menjadi Rp 475,28 juta pada semester I-2025.
KAEF pun mampu meraih laba usaha sebesar Rp 72,02 miliar pada semester I-2025. Hal ini berbanding terbalik dengan semester I-2024, di mana emiten tersebut menderita rugi usaha Rp 61,40 miliar.
Sementara itu, KAEF masih mengalami rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 95,02 miliar pada semester I-2025. Angka ini berkurang 58,10% yoy dibandingkan realisasi rugi bersih semester I-2024 sebanyak Rp 226,78 miliar.
Hasil ini cukup dipengaruhi oleh penurunan beban keuangan sebesar 16,77% yoy dari Rp 300,47 miliar pada semester I-2024 menjadi Rp 250,08 miliar.
Hingga akhir semester I-2025, total aset KAEF tercatat sebesar Rp 14,97 triliun yang terdiri dari liabilitas sebesar Rp 11,68 triliun dan ekuitas sebesar Rp 3,29 triliun.
Baca Juga: Arkora Hydro (ARKO) Teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik untuk PLTA Pongbembe
Selanjutnya: Pendapatan Nonbunga Bank Melesat Juli 2025, Siapa Unggul?
Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Hadapi Ujian September Effect, Investor Disarankan Lakukan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
