kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rugi bersih FREN membengkak 139% menjadi Rp 1,05 triliun


Kamis, 02 Desember 2010 / 09:42 WIB
Rugi bersih FREN membengkak 139% menjadi Rp 1,05 triliun
ILUSTRASI. Merpati Airlines


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, KONTAN | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kondisi keuangan PT Mobile-8 Telecom Tbk semakin berdarah-darah. Hingga akhir September 2010, operator telekomunikasi berkode FREN itu mengantongi rugi bersih Rp 1,05 triliun. Nilai kerugian membengkak 139% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 439,95 miliar.

Kerugian FREN disebabkan antara lain beban bunga dan keuangan sebesar Rp 378,43 miliar. Selain itu, FREN mencatat kerugian dari investasi senilai Rp 19,59 miliar. "Kerugian lebih banyak disebabkan beban bunga yang tinggi," ujar Sekretaris Perusahaan FREN, Chris Taufik, Rabu (1/12).

Celakanya, pendapatan usaha FREN mengempis 24% menjadi Rp 290,85 miliar. Di saat yang sama, beban usaha operator CDMA itu naik menjadi Rp 944,63 miliar dari semula Rp 939,98 miliar.

Kondisi ini menyebabkan perusahaan menderita rugi usaha Rp 653,777 miliar. Jumlah tersebut lebih besar 17,33% daripada rugi di tahun lalu, yaitu Rp 557,189 miliar.

Meski rapornya semakin merona, FREN tetap menggelar aksi korporasi yang terbilang berani, yakni mengakuisisi PT Smart Telecom Tbk. Untuk melancarkan aksinya, FREN akan melakukan rights issue senilai Rp 3,7 triliun. Untuk memuluskan aksinya, FREN akan meminta restu dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dijadwalkan berlangsung 8 Desember 2010.

Sudah ada tiga pembeli siaga rights issue FREN, yakni PT Bali Media Telekomunikasi (BMT), PT Wahana Inti Nusantara (WIN) dan PT Global Nusa Data (GND). Ketiganya adalah pemegang saham pengendali Smart Telecom.

Manajemen FREN juga mendekati ketiga calon pembeli siaga tersebut agar mau meminjamkan dana untuk melunasi bunga obligasi FREN ke 14 dan 15. Menurut Chris, manajemen FREN telah berjanji kepada para pemegang obligasi untuk membayar bunga obligasi ke-14 dan ke-15 pada 15 Desember nanti.

FREN gagal memenuhi kewajiban membayar bunga obligasi ke-14 yang menurut jadwal semula pada 5 Oktober 2010. Dengan alasan kondisi keuangan perusahaan memburuk, kewajiban itu urung terlaksana. Padahal nilai utang yang harus dibayar hanya Rp 7,58 miliar.

Akibatnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham dan obligasi FREN sejak 15 September 2010. Manajemen berjanji kupon obligasi ke-14 akan dibayarkan pada 15 Desember nanti, bersamaan dengan tanggal jatuh tempo kupon ke-15. Jadi, total kupon yang harus dibayar Rp 14 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×