Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan properti PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) membidik modal tambahan sebesar Rp 299 milar pada hajatan penawaran umum terbatas dengan skema penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Perusahaan yang bergerak di industri properti ini menawarkan sebanyak-banyaknya 1,49 milar saham seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Persentase penerbitan saham baru dengan total modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan setelah pelaksanaan adalah 49,74%.
Adapun, direktur utama sekaligus pemegang saham utama, Richard Wiriahardja dalam prospektusnya akan mengambil seluruh haknya di rights issue dan hak dari PT Ristia BMS Capital dengan total sebanyak 869,35 juta saham.
Lebih lanjut, penyetoran tersebut dalam bentuk 68% saham PT Manggala Citra Abadi (MCA) dan 43,66% saham PT Nusantara Almazia (NA) dan sisanya yaitu sebesar 29,51 juta saham akan dilaksanakan penyetoran dalam bentuk uang.
Selain itu, Direktur RBMS, Michella Ristiadewi pun akan mengambil haknya sebesar 4,68 juta saham dengan cara penyetoran dalam bentuk 2% saham PT Manggala Citra Abadi, dan sisanya yaitu sebesar 3,12 juta saham akan dilaksanakan penyetoran dalam bentuk uang.
Dihubungi melalui pesan singkat, Direktur Utama RBMS, Richard Wiriahardja mengatakan dana perolehan aksi ini sekitar Rp 299 miliar.
“Digunakan untuk membeli saham perusahaan properti di Karawang Timur dan sebagian untuk modal kerja,” ujar Richard kepada Kontan, Jumat (12/10).
Berdasarkan prospektus, 30% dana rights issue akan digunakan untuk membeli lahan baru di Karawang guna penggunaan untuk pengadaan rumah bersubsidi FLPP. Sisanya untuk modal kerja.
Pasca memperoleh saham perusahaan hasil rights issue tersebut, perusahaan akan memiliki anak usaha yaitu MCA, di mana MCA telah memiliki ijin lokasi untuk mengembangkan perumahan seluas 83.500 m2 di Karawang Timur dan lahan yang telah dimiliki MCA seluas 60.990 m2.
Selain itu, perusahaan juga akan memiliki perusahaan asosiasi yaitu NA, dimana NA adalah sebuah perusahaan yang memiliki proyek real estate yang telah berhasil dan lahan landbank. NA juga memiliki lahan strategis sebagai Transit Oriented Development (TOD) di jantung transportasi umum kota Tangerang.
Pada saat ini, NA telah membangun Apartemen Poris 88 di Tangerang dimana Tower 1 sebagian besar telah terjual dan telah memiliki ijin untuk membangun Tower 2. Selain dari pendapatan dari penjualan unit, NA juga akan memiliki recurring income dari sewa unit apartemen. Di area yang sama, NA memiliki dan menguasai lahan seluas sekitar 150.969 m2 untuk pembangunan mixed use terpadu.
Setelah penyetoran saham dengan cara inbreng tersebut, perusahaan akan menguasai 70,00% saham atau sebanyak 7.000 lembar saham MCA, dan 43,6636% saham atau sebanyak 151.600 saham NA dengan nilai total Rp 168,8 miliar.
Lebih lanjut menurut Richard, aksi ini akan membuat perusahaan akan lebih leluasa dalam pengembangan proyek FLPP dan TOD pasalnya kedua perusahaan tersebut sudah memiliki izin pengembangan.
Menanggapi kondisi ini, William Hartanto justru menyarankan wait and see dahulu saham RBMS. Dengan kata lain aksi ini belum akan serta merta secara langsung memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan.
"Wait and see, kemungkinan masih akan turun perkiraan ke Rp 130 per saham," ujar William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News