Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham terkait rencana melakukan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di Jakarta, Rabu (28/2).
Richard Rachmadi Wiriahardja, Direktur Utama Ristia Bintang mengatakan RUPSLB yang kuorum menyetujui aksi korporasi ini. "Sudah disetujui 100%. Harga nominalnya Rp 200, kalau harga pelaksanaannya Rp 216," ungkap Richard usai menggelar RUPS Rabu (28/2).
Mengutip keterbukaan informasi, emiten berkode saham RBMS di Bursa Efek Indonesia itu akan menerbitkan HMETD Saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran umum terbatas pertama berjumlah 1.185.213.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 200 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 216 per saham.
Dengan begitu, nilai penerbitan saham baru tersebut sekitar Rp 256 miliar.
Richard mengatakan, dana hasil right issue tersebut bakal digunakan untuk membeli saham PT Tiara Raya Bali International (TRBI) maksimal Rp 74,45 miliar atau sekitar 41.363 saham dari pemegang saham lama TRBI.
Selain itu, perseroan juga ingin meningkatkan penyertaan saham di TRBI sebanyak-banyaknya Rp 120 miliar atau 120.000 saham yang selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh TRBI untuk melakukan pembayaran yang berkaitan dengan penggunaan lahan sampai dengan tahun 2033.
Lahan itu milik Richard Rachmadi seluas 14.850 meter persegi yang terletak di Jalan Bukit Permai, Badung, Bali atau dikenal sebagai lokasi Hotel Le Meridien Bali Jimbaran.
"Sementara sisanya akan digunakan untuk working capital, utamanya untuk membantu keuangan anak usaha, yakni PT Alam Indah Selaras yang mendapat 30 hektare lahan di Karawang," tambah Richard.
Nilai akuisisi lahan itu sekitar Rp 49 miliar-Rp 50 miliar. Menurut Richard, dana yang dipakai untuk akuisisi lahan itu sekitar Rp 45 miliar, sementara sisanya berasal dari internal.
Sebagai tambahan, hingga saat ini, Ristia Bintang sudah memiliki standby buyer, dimana 80% adalah Richard Rachmadi Wiriahardja, sementaranya sisanya berasal dari Sinarmas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News