kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Risiko obligasi konstruksi & infrastruktur tinggi


Jumat, 24 Juni 2016 / 18:48 WIB
Risiko obligasi konstruksi & infrastruktur tinggi


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Surat utang sektor konstruksi dan infrastruktur diprediksi memiliki risiko yang lebih tinggi ketimbang obligasi sektor lainnya.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan sektor konstruksi memiliki risiko apabila penyelesaian proyek memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula. Dus, biaya konstruksi membengkak.

Demikian juga dengan sektor infrasruktur yang rata-rata memiliki tingkat pengembalian investasi jangka panjang. "Artinya emiten akan melakukan refinancing dengan kembali menerbitkan obligasi," ujar Made di Jakarta.

Tingginya risiko sektor konstruksi juga tercermin dari peringkat rendah yang disematkan oleh lembaga pemeringkat. Namun, surat utang ini akan memberikan risk premium sehingga investor akan diuntungkan oleh kupon tinggi.

"Sektor konstruksi juga tertolong oleh status BUMN (badan usaha milik negara) sehingga lebih kompetitif dibandingkan emiten lain dengan peringkat yang sama," kata Made.

Sementara itu, rata-rata sektor infrastruktur memiliki peringkat bagus. Contohnya, obligasi Angkasa Pura II, Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) yang menggenggam peringkat AAA. "Karena peringkatnya bagus, maka tingkat kupon bisa lebih rendah dibandingkan dengan sektor lain," kata Made.

Made juga menjelaskan, sektor tersebut bisa menjadi alternatif investasi bagi investor di tengah tingginya penerbitan obligasi sektor perbankan dan lembaga pembiayaan. Dengan demikian, investor dapat melakukan diversifikasi portofolio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×