Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu Analis CGS-CIMB Yulinda Hartanto dalam risetnya yang dirilis pada 7 Juni 2021 menilai bahwa rencana rights issue ini akan mendorong bottom line BBRI sebanyak 12%-13% di tahun ini.
Erni juga melihat bahwa BBRI mengidentifikasi empat sumber nilai sinergi yang diciptakan oleh ekosistem ultra-mikro baru, yaitu pertumbuhan pinjaman yang tinggi, biaya kredit yang lebih baik, efisiensi opex dari co-location, dan efisiensi CoF karena Pegadaian dan PNM dapat mengakses pendanaan yang lebih murah dari BBRI.
Di tahun ini, Erni menilai BBRI akan membukukan Rp 88,11 triliun net interest income (NIM) atau naik 11,24% secara year on year (yoy), dengan laba bersih mencapai Rp 32,2 triliun atau naik 72,81% secara yoy.
Baca Juga: Diwarnai sejumlah aksi korporasi, begini rekomendasi saham BBNI
Sementara itu, Suria Dharma menilai BBRI akan membukukan Rp 89,60 NIM, atau kenaikan 13,12% secara yoy, dengan laba bersih mencapai Rp 32,77 triliun atau naik 75,68% secara yoy.
Yulinda melihat bahwa net interest margin (NIM) BBRI dapat meningkat meskipun ada tantangan dari potensi biaya yang lebih tinggi, karena adanya persaingan dari bank digital yang semakin ketat, dan pertumbuhan pinjamannya yang meningkat.
Dengan meningkatnya proporsi pinjaman mikro, dan mengorbankan segmen korporasi, NIM-nya dinilai Yulinda akan meningkat, mengingat segmen mikronya menghasilkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan segmen korporasi, misalnya menurut catatan Yulinda di akhir Maret pinjaman mikro berada di total 40% dari total pinjaman BRI.
Ke depannya, Erni juga melihat bahwa BRI akan memiliki target nasabah yang lebih luas jangkauannya. Di segmen ultra-mikro BBRI saat ini melayani sekitar 3 juta nasabah dan gabungan antara PNM dan Pegadaian 9 juta nasabah ultra mikro, sementara ia melihat di segmen ini potensial mencapai 45 juta nasabah.
Suria merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.300 per saham. Erni merekomendasikan beli dengan target harga Rp 5.250 per saham. Sedangkan Yulinda merekomendasikan add dengan target harga Rp 4.900 per saham.
Selanjutnya: Efek Rights Issue Jumbo Menentukan Prospek Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News