Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan melaksanakan rights issue yang telah disetujui di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Juli 2021.
Dalam rights issue ini BBRI akan menjadi holding ultra-mikro dengan mengambil alih saham pemerintah RI di Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). BBRI akan menerbitkan saham baru sebanyak 28.677 miliar saham dengan nominal Rp 50 per lembar saham atau setara 23,25% saham BBRI saat ini.
Nilai transaksi inbreng akan mencapai Rp 54,77 triliun dan perkiraan dana tunai yang didapatkan dari rencana penawaran umum terbatas (PUT) I maksimal akan bernilai Rp 41,15 triliun.
Pertimbangan di balik rights issue BBRI menurut manajemen adalah untuk mempertahankan level rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) karena tanpa adanya rights issue CAR turun ke level 14%, untuk mematuhi peraturan maksimum 35% dari modal, dan proses kas bisa digunakan untuk ekspansi pada segmen ultra-mikro.
Baca Juga: Kredit UMKM bisa bertambah Rp 280 triliun pada 2024 berkat adanya holding ultra mikro
Dengan adanya tambahan modal dari proses tersebut, Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella dalam risetnya yang dirilis pada 17 Juni 2021 menilai bahwa BBRI dapat mencapai CAR sebesar 22%-23% di tahun ini, dan setelahnya minimal berada di angka 20%, dengan asumsi pertumbuhan kredit 14% dalam lima tahun ke depan.
Head of Equity Research Suria Darma melihat, per 31 Maret 2021, Pegadaian dan PNM memiliki total aset sebesar Rp 107,5 triliun dengan total ekuitas Rp 31,3 triliun, sehingga menurutnya nilai akuisisi yang masih menarik adalah tidak lebih dari Rp 62,3 triliun.
Di sisi lain, ia melihat bahwa penambahan ekuitas juga harus diimbangi dengan pertumbuhan kredit yang berimbang, sehingga tingkat rasio pengembalian ekuitas atau return on equity (RoE) dapat dipertahankan.
Baca Juga: Holding ultra mikro beri efek domino penyerapan tenaga kerja
“Dengan adanya rights issue ini, kapitalisasi pasar BBRI berpotensi mendekati atau melebihi Rp 600 triliun,” katanya
Suria Dharma menilai dengan bersarnya rencana right issue ini, untuk jangka pendek ia memperkirakan akan ada tekanan terhadap harga saham BBRI, karena bobotnya yang tinggi di portofolio investor maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).