Reporter: Didik Purwanto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Proses penjualan saham baru (right issue) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tampaknya berjalan mulus. Bahkan para penjamin emisi (underwriter) mengaku kewalahan melayani investor karena terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga Rp 900 miliar.
Managing Director PT Mandiri Sekuritas Kartiko Wirdjoatmodjo mengaku, pemegang saham existing telah menyerap semua saham yang ditawarkan.
"Bahkan hanya dalam satu hari menjelang penutupan penawaran, investor lama (existing) masih memesan Rp 900 miliar," ujar Kartiko, Selasa (22/2).
Kartiko bilang, kondisi tersebut berbeda saat penawaran 2 hari menjelang penutupan. Waktu itu, right issue BMRI justru tersisa Rp 26 miliar yang belum diserap investor. Untungnya, di hari terakhir underwriter justru oversubscribe.
Dus, penjamin emisi akan menyerahkan ke Biro Administrasi Efek (BAE) terkait penjatahan investor yang oversubscribe tersebut.
Sedangkan, investor lain yang mengeksekusi aksi korporasi BMRI tersebut adalah PT Jamsostek, PT Jasa Raharja hingga PT Schroders Investment
Management Indonesia. Sayangnya, Kartiko enggan menjelaskan investor mana yang mengeksekusi saham hak pemerintah.
Direktur Keuangan dan Strategi BMRI Pahala Nugraha Mansury membenarkan hal tersebut. Pihaknya mengklaim, di hari terakhir penjualan saham baru
kemarin, hasilnya sesuai dengan rencana. Namun yang akan dieksekusi hanya sesuai target awal yaitu Rp 11,68 triliun.
"Dana yang diterima Rp 11,68 triliun," ujar Pahala.
BMRI menerbitkan 2,336 miliar saham baru seharga Rp 5.000 per saham. Sehingga perseroan memperoleh hasil sesuai target semula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News