kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restrukturisasi utang CP Prima molor lagi


Rabu, 25 Juli 2012 / 07:00 WIB
Restrukturisasi utang CP Prima molor lagi
ILUSTRASI. Lonjakan kasus Covid-19 berdampak pada keterisian kamar rawat untuk pasien Covid-19.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Restrukturisasi obligasi anak perusahaan PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima), Blue Ocean Resources Pte Ltd, molor lagi.

Target awal penyelesaian restrukturisasi, yaitu Juni 2012, sudah terlewati. Kini, CP Prima memasang target penyelesaian restrukturisasi utang paling lambat sebelum rapat umum pemegang saham, September 2012.

Armand Ardika, Sekretaris Perusahaan CP Prima, menuturkan, saat ini perseroan memfinalisasi berbagai dokumen dan berkas pendukung restrukturisasi obligasi. Dokumentasi itu akan diajukan ke pengadilan Singapura, beberapa pekan mendatang.

Pengadilan Singapura nanti akan melakukan voting, tentang diterima atau tidaknya proposal restrukturisasi obligasi tersebut. Proposal restrukturisasi itu akan berlaku, jika disetujui oleh 75% pemegang obligasi.

Proses di Pengadilan Singapura diperkirakan memakan waktu minimal satu bulan. "Tergantung dari kelengkapan dokumen, review dari pihak terkait dan pertimbangan lain dari Pengadilan Singapura," kata Armand, Selasa (24/7).

Blue Ocean menerbitkan obligasi di Singapore Exchange Securities Trading Limited senilai US$ 325 juta. Kupon obligasinya 11% per tahun. Bank of New York bertindak sebagai wali amanat. Obligasi tersebut jatuh tempo pada Juni 2012, dengan bunga obligasi yang harus dibayar US$ 71,5 juta.

Namun, Blue Ocean tidak mampu membayar bunga sejak Desember 2009 karena kondisi keuangan perusahaan memburuk. Pasalnya, salah satu tambak udang CP Prima diserang virus sehingga produksinya anjlok.

Kinerja keuangan CP Prima pun jatuh. Tahun 2011, perusahaan ini menderita rugi bersih Rp 2,04 triliun. Padahal pada tahun 2010, CP Prima sudah mencatat kerugian senilai Rp 635,48 miliar.

CP Prima mengajukan opsi restrukturisasi dengan memperpanjang jatuh tempo obligasi selama delapan tahun, sejak 2012. Tingkat bunga diusulkan 8% per tahun. Pelunasan pokok obligasi dimulai pada tahun kelima, sebesar 5%, yang dibayar tiap enam bulan. Sebesar 75% dari pokok utang akan dilunasi saat obligasi jatuh tempo.

Penukaran obligasi memakai skema pengaturan perjanjian yang disepakati di pengadilan Singapura. Kendati restrukturisasi utang kembali molor, CP Prima pede meminta BEI agar membuka suspensi saham berkode CPRO. CP Prima menilai, pembukaan suspensi di papan utama akan membuat aspirasi pelaku pasar dapat tersalurkan dengan baik. Perdagangan CPRO disuspensi sejak 29 Juni 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×