kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Resmi! Yonden, Perusahaan Listrik Jepang Kuasai 25% Saham Hero Global (HGII)


Jumat, 24 Januari 2025 / 14:43 WIB
Resmi! Yonden, Perusahaan Listrik Jepang Kuasai 25% Saham Hero Global (HGII)
ILUSTRASI. PT Hero Global Investment Tbk (HGII) merealisasikan kemitraan strategis dengan Shikoku Electric Power Company Incorporated (Yonden)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hero Global Investment Tbk (HGII) merealisasikan kemitraan strategis dengan Shikoku Electric Power Company Incorporated (Yonden). Kemitraan itu diwujudkan melalui jual beli saham, di mana Yonden mengakuisisi 25% saham HGII.

Penandatanganan jual beli saham secara resmi dilakukan oleh Direktur Utama HGII Robin Sunyoto dan General Manager International Business and Cooperation Department Yonden, Kazuichi Ikeda di Jakarta, Jumat (24/1).

Aksi ini merupakan kelanjutan dari perjanjian jual beli saham bersyarat alias Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) antara pemegang saham pendiri HGII dan Yonden pada 8 November 2024.

Baca Juga: Simak Strategi DFI Retail (HERO) Genjot Kinerja di Tahun 2025

Dengan transaksi ini, Yonden melalui anak perusahaannya, SEP International Netherlands B.V. (SEPI) mengambil alih sebanyak 1.625.000.000 (1,62 miliar) saham milik para pendiri HGII. Jumlah tersebut mewakili 25% keseluruhan saham HGII.

Dengan begitu, komposisi pemegang saham HGII saat ini adalah Yonden sebesar 25%, kepemilikan publik sebanyak 20% serta 55% dikuasai oleh para pendiri HGII yang masih tetap menjadi pemegang saham pengendali. Para pendiri HGII adalah Rudy Chandra, Robert Njo dan Hendrianto Thamrin.

Merujuk prospektus Initial Public Offering (IPO) HGII, setelah transaksi ini, porsi kepemilikan Rudy Chandra menjadi 18,70%. sedangkan Robert Njo dan Hendrianto Thamrin masing-masing menguasai sebanyak 18,15%.

Direktur Utama HGII Robin Sunyoto menyampaikan sejumlah alasan para pendiri HGII bersedia melepas 25% saham kepada Yonden. Pertama, HGII dan Yonden Group memiliki bidang usaha dan visi-misi yang sama, terutama untuk mengembangkan ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan.

Kedua, Yonden memiliki pengalaman dan keunggulan yang akan memberikan dukungan positif bagi rencana ekspansi HGII. Terutama dengan pengalaman Yonden dalam bidang konstruksi, operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik.

"Kami bangga bermitra dengan Yonden yang akan memberikan peluang besar bagi HGII mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. Melalui dukungankemitraan dari Yonden, HGII berkomitmen memperluas portofolio energi terbarukan hingga mencapai 100 Megawatt (MW) pada tahun 2031," kata Robin dalam konferensi pers, Jumat (24/1).

Sebagai informasi, Yonden tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507. Perusahaan penyedia listrik yang berdiri tahun 1951 ini membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang serta memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 MW yang bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.

Yonden juga telah melakukan investasi di proyek energi mancanegara lainnya seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar serta Vietnam. Selama ini, investasi luar negeri Yonden dilakukan secara langsung pada perusahaan proyek.

Investasi di Indonesia melalui akuisisi 25% saham HGII merupakan aksi pertama kalinya bagi Yonden melakukan investasi pada level perusahaan holding. Kazuichi Ikeda selaku General Manager International Business and Cooperation Department Yonden menyampaikan akuisisi HGII didasari beberapa faktor.

Pertama, HGII telah mengembangkan beberapa proyek energi terbarukan secara mandiri, dengan operasional yang lancar. HGII juga menghasilkan pendapatan yang stabil berdasarkan perjanjian jual beli listrik jangka panjang. Kedua, HGII sedang mengembangkan beberapa proyek energi terbarukan. Di antaranya berbasis tenaga air, surya, biogas, dan biomassa.

"Kami menilai HGII sebagai perusahaan menjanjikan yang mampu tumbuh secara berkelanjutan sehingga Yonden memutuskan untuk berinvestasi di HGII," kata Ikeda.

Ikeda optimistis bahwa pengalaman, keahlian dan teknologi Yonden dalam bidang konstruksi, operasi, dan pemeliharaan proyek-proyek energi terbarukan sejak tahap pengembangan awal bisa berkontribusi meningkatkan profitabilitas HGII. Sekaligus berkontribusi dalam dekarbonisasi di Indonesia

“Pada tahap awal, kami memahami bahwa pendapatan dari bisnis ini terutama akan digunakan untuk pengembangan lebih lanjut. Namun, pada tahap selanjutnya setelah bisnis HGII berkembang, kami berharap agar memperoleh dividen di masa depan,” terang Ikeda.

Selain itu, kolaborasi dengan HGII membuka peluang untuk pengembangan bisnis Yonden di Indonesia dan juga negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Yonden menargetkan kapasitas daya atau equity power capacity di luar negeri akan terus tumbuh.

Sebagai gambaran, pada tahun 2019, equity power capacity Yonden di luar negeri sebesar 710 MW. Pada tahun ini, Yonden menargetkan kenaikan menjadi 1.500 MW, dan mencapai 2.000 MW pada tahun 2030.

Kembali pada transaksi pengambilalihan 25% saham HGII oleh Yonden, Robin mengungkapkan harga akuisisi sama dengan harga penawaran saat HGII IPO di awal Januari ini, yakni Rp 200 per saham. Dus, nilai dari transaksi akuisisi oleh Yonden adalah sebesar Rp 325 miliar.

Robin memberikan catatan, dana tersebut merupakan transaksi jual beli saham antara Yonden dan para pendiri HGII. Artinya, dana dari transaksi ini tidak masuk sebagai injeksi modal ke dalam perusahaan.

"Transaksi ini jual beli saham dari pemegang saham pendiri HGII. Jadi dana tersebut tidak masuk ke dalam perseroan. HGII memiliki dana dari IPO untuk mengembangkan proyek-proyek baru ke depan," ungkap Robin.

 

Sekadar mengingatkan, HGII telah melepas sebanyak 1,3 miliar saham atau sebanyak 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor melalui IPO. HGII mematok harga penawaran Rp 200 setiap saham, sehingga mengantongi dana segar sebesar Rp 260 miliar.

HGII saat ini memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW. Kedua PLTM ini berlokasi di Sumatera Utara. Selain itu, HGII turut berinvestasi dengan saham minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW di Riau.

HGII berencana menambah kapasitas pembangkit EBT dengan membangun beberapa unit pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW, PLTBg 6 MW, biomassa 8 MW, dan surya 10 MW. Dengan berbagai ekspansi tersebut, total kapasitas mencapai 100 MW hingga 2031.

HGII berencana memulai konstruksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kapasitas 25 MW dan PLTM 10 MW yang berlokasi di Sumatera Utara mulai tahun 2025. Kedua pembangkit ini ditargetkan beroperasi secara komersial alias Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2028.

Selanjutnya: Program HGBT Berlanjut, PGN Beberkan Kesiapan Pasokan Gas

Menarik Dibaca: Hujan Petir Udara Kabur di Wilayah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (25/1) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×