Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) mengawali debutnya di Bursa Efek Indonesia dengan turun ke level Rp 440 pada Selasa (8/11).
Adapun entitas Grup Djarum ini, mematok harga penawaran umum saham alias initial public offering (IPO) di level Rp 450. Di awal pedagangan, saham beli mencuat ke level Rp 472 per saham.
Hingga pukupl 09:02 WIB, saham BELI bertengger di posisi Rp 462. Nilai ini naik 2,67% dari harga pernawan umum perdana saham.
Kapitalisasi pasar BELI menembus Rp 53,5 triliun. Jika menggunakan kurs di level Rp 15.590 per dolar Amerika Serikat, kapitalisasi BELI setara dengan US$ 3,4 miliar.
Baca Juga: IPO Saham BELI MKTR Listing Di BEI Hari Ini (8/11), Cek Saran Analis Untuk Investor
Blibli mencatatkan tingkat kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai 4,4 kali lipat pada Penjatahan Terpusat (pooling portion). Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah alokasi Penjatahan Terpusat dari 2,5% menjadi 5,0% dari jumlah penawaran.
CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto menuturkan perseroan berhasil menyelesaikan IPO di tengah kondisi pasar saham yang bergejolak dan aksi jual yang luas di sektor teknologi.
"Hari ini merupakan awal dari tonggak sejarah baru dalam perjalanan Blibli. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi menjadi platform omnichannel perdagangan dan gaya hidup," ucap Kusumo dalam keterangannya, Selasa (8/11).
Komisaris Utama Blibli Martin Basuki Hartono mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Blibli untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian digital Indonesia.
Baca Juga: Ini Kata Pengamat Soal Prospek IPO Blibli (BELI)
“Dengan diperdagangkannya saham BELI di BEI, kami berharap akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor teknologi di Indonesia, serta membawa efek positif terhadap perekonomian digital di dalam negeri,” jelas Martin.
Adapun Blibli berhasil meraup dana segar sebesar Rp 7,99 triliun. Rencana penggunaan dana IPO Blibli mayoritas akan digunakan untuk pembayaran saldo utang fasilitas perbankan yang mencapai Rp 5,5 triliun. Sedangkan sisanya, bakal dipakai untuk modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News