kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,56   -27,17   -2.93%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resmi Melantai di BEI, Lavender Bina Cendikia (BMBL) Kembangkan Pembelajaran Digital


Rabu, 11 Januari 2023 / 12:34 WIB
Resmi Melantai di BEI, Lavender Bina Cendikia (BMBL) Kembangkan Pembelajaran Digital
ILUSTRASI. PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) berencana untuk mengembangkan pembelajaran secara digital. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menuntaskan hajatan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO), PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) berencana untuk mengembangkan pembelajaran secara digital. 

Direktur Utama Lavender Bina Cendikia Galih Pandekar mengatakan, walaupun industri bimbingan belajar atau bimbel dipandang sebelah mata, tetapi punya potensi karena kebutuhan pendidikan akan selalu ada. 

"Permintaan akan kebutuhan pendidikan selalu ada, yang berubah hanya caranya. Kalau dulu di kelas, tetapi sekarang bisa jadi online," jelas Galih, Rabu (11/1). 

Baca Juga: Alami Oversubscribed Selama IPO, Saham Lavender Bina Cendikia (BMBL) Ambles

Lavender juga mulai merintis kanal pembelajaran online. Untuk itu, dana segar dari IPO akan dipakai pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program metaverse berupa virtual reality.

Adapun BMBL berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 52,64 miliar dengan melepas 280 juta saham. Lavender Bina Cendekia memasang harga IPO sebesar senilai Rp 188 per saham. 

Untuk menguatkan fasilitas offline, Galih menjabarkan sekitar 75% dari akan dipakai untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) seperti pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas hingga renovasi kantor dan ruang kelas. 

Perusahaan penyedia jasa layanan bimbel dengan merek Lavender Bimbel itu mempunyai pasar utama yaitu siswa yang ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dia menyebut jumlah PTN di Indonesia masih sedikit bahkan kurang dari 5%. 

"Persaingan untuk masuk ke PTN sangat tinggi sehingga membuat pangsa bimbel khususnya bimbel persiapan masuk PTN juga sangat besar," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×