Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) untuk menggabungkan PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Phapros Tbk (PEHA) dinilai berpotensi memberikan dampak positif terhadap sinergi operasional dan perbaikan struktur keuangan holding farmasi BUMN, meskipun manfaatnya diperkirakan baru terasa secara bertahap.
Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, konsolidasi tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya melalui integrasi rantai pasok, optimalisasi kapasitas produksi, serta pengurangan duplikasi fungsi di distribusi, pemasaran, dan administrasi.
“Dengan skala usaha yang lebih besar, holding farmasi BUMN akan memiliki daya tawar lebih kuat dalam pengadaan bahan baku dan pengelolaan logistik, sehingga berpotensi menurunkan cost of goods sold (COGS) dan memperbaiki margin,” ujar Azis kepada Kontan, Senin (29/12/2025).
Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Akhir 2025, Selasa (30/12)
Dari sisi struktur keuangan, konsolidasi juga dinilai membuka ruang pengelolaan neraca yang lebih terpusat. Hal ini berpotensi meningkatkan fleksibilitas pendanaan serta memungkinkan restrukturisasi utang yang lebih efektif, terutama bagi entitas yang selama ini memiliki tekanan keuangan cukup besar.
“Pengelolaan neraca yang lebih terpusat dapat memperkuat fleksibilitas pendanaan holding, meskipun dampak positifnya cenderung baru terasa dalam jangka menengah,” kata Azis.
Dari perspektif kinerja, Azis menilai, konsolidasi berpotensi memperbaiki arus kas melalui pengelolaan modal kerja yang lebih efisien dan stabilisasi aliran kas antar entitas. Sinergi distribusi dan portofolio produk juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pendapatan sekaligus meningkatkan efisiensi biaya, sehingga profitabilitas bisa pulih secara bertahap.
Meski demikian, ia mengingatkan, dalam jangka pendek masih terdapat risiko tekanan arus kas akibat biaya integrasi dan penyesuaian operasional. Oleh karena itu, perbaikan kinerja tidak akan terjadi secara instan dan sangat bergantung pada efektivitas eksekusi manajemen.
“Dalam jangka pendek, biaya integrasi dan penyesuaian operasional tetap berpotensi menekan arus kas. Perbaikan kinerja kemungkinan bersifat gradual,” ujarnya.
Menjelang 2026, prospek saham INAF, KAEF, dan PEHA akan sangat ditentukan oleh keberhasilan realisasi sinergi dan perbaikan fundamental pascamerger. Jika konsolidasi mampu menghasilkan perbaikan margin, arus kas yang lebih sehat, serta penurunan risiko keuangan, maka peluang rerating valuasi dinilai terbuka.
“Valuasi saham farmasi BUMN saat ini masih mencerminkan kinerja historis yang lemah. Jika konsolidasi berhasil memperbaiki fundamental, potensi rerating tetap ada, meski investor perlu mencermati risiko integrasi,” ujar Azis.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Lanjut Menguat pada Selasa (30/12), Cek Rekomendasi Saham Berikut
Selanjutnya: Prospek Batubara 2026: Antara Pengaruh Harga Global dan Peran Bagi Penerimaan Negara
Menarik Dibaca: Kenali Growth Mindset Biar Kualitas Hidup Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













