Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan rupiah pagi ini (18/4) kembali melemah. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.15 WIB, rupiah melemah 0,2% menjadi 9.275 per dollar AS. Level tersebut lebih 0,2% lebih perkasa ketimbang kontrak rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) yang pagi ini melemah 0,1% menjadi 9.747.
Pelemahan rupiah dinilai terjadi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan skema dua harga BBM yang dikhawatirkan akan mempercepat laju inflasi dari level tertinggi 22 bulan pada Maret.
Menurut Santitarn Sathirathai, ekonom Credit Suisse Group AG, kenaikan harga BBM untuk kendaraan pribadi akan menyumbang inflasi sebesar 0,2% ke inflasi.
"Menurunkan subsidi akan mempercepat inflasi dan akan memperlemah rupiah untuk jangka pendek. Meskipun untuk jangka oanjang dampaknya akan positif untuk posisi fiskal," jelas Fahrudin Harus Prastowo, foreign-exchange trader PT bank Rakyat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News