kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Relisting, saldo laba KOPI masih negatif


Senin, 04 Mei 2015 / 19:22 WIB
ILUSTRASI. Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (22/11) di Pegadaian Turun. ANTARA FOTO/Yudi/YU


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Saldo laba PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) tercatat masih negatif. Padahal, pada 2010 lalu, KOPI telah melakukan kuasi reorganisasi untuk menilai kembali aktiva perseroan sehingga defisit laba bisa berubah menjadi positif.

Husni Heron mengatakan, pada 2010 lalu, perseroan melakukan kuasi reorganisasi menyusul saldo laba perseroan tercatat defisit sebesar Rp 110 miliar. Sehingga, laporan keuangan perseroan kembali positif. Namun, tahun lalu, saldo laba kembali defisit sebesar Rp 113 miliar. "Ini disebabkan karena adanya restrukturisasi," ujar Husni, Senin (4/5).

Perseroan melepas bisnis perdagangan batubara menyusul kondisi pasar batubara yang merosot. Bisnis ini terbukti tidak bisa berkontribusi positif kepada perseroan. Hal ini kemudian membuat manajemen memutuskan melepas bisnis ini tanpa adanya divestasi. "Dihilangkan begitu saja, tidak dijual ke pihak lain," imbuh Ivo Wongkaren, Direktur Utama KOPI.

Namun, manajemen menargetkan, saldo laba akan kembali positif pada 2018 seiring dengan meningkatnya kinerja perseroan dari tahun ke tahun.

Informasi saja, dalam kuasi reorganisasi, perusahaan bisa melakukan penilaian kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar. Selain itu, perusahaan publik diperkenankan menghapus saldo laba negatif.

Jadi kondisi perusahaan secara pembukuan akan kembali kinclong. Pasalnya, perusahaan yang mengalami akumulasi kerugian, saldo labanya bisa kembali positif, atau minimal nol. Dengan demikian, mereka bisa melanjutkan kegiatan usahanya layaknya mulai dari awal.

KOPI awalnya merupakan perusahaan yang berdiri dengan nama PT Adiwitya Alembama. Perushaan ini bergerak di bidang periklanan di tahun 1981. Kemudian, pada 1999 berubah nama menjadi PT Asiaway Dot Com dan menambah jaringan bisnis menjadi pengembang jasa internet.

Perseroan lalu mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesiaw (BEI) pada 2001. Tidak bertahan lama, pada 2005, Grup Bakrie mengakuisisi Asiaway dan mengubah kegiatan usaha menjadi perusahaan investasi. Nama perusahaan pun kembali berganti menjadi PT Korpora Persada Investama.

Berjalannya waktu, ternyata Grup Bakrie tidak juga menyuntik perusahaan dengan aset-aset yang menghasilkan. Akhirnya, BEI mendepak alias melakukan delisting atas saham KOPI. Selanjutnya, pada 2008 perusahaan berubah nama menjadi PT Mitra Energi Persada dan merger dengan PT Aldhi Pratama.

Bidang usaha bisnis berubah lagi menjadi niaga, penyaluran minyak dan gas bumi. Bisnis ini dijalani hingga saat ini. Adapun, pada saat merger ini, Grup Bakrie otomatis keluar dari perusahaan.

Harry Kurniawan, Direktur Eagle Capital, perusahaan yang menangani relisting KOPI memastikan, tidak ada kepemilikan saham Grup Bakrie di Mitra Energi Persada.

Lalu, pada 2010 perseroan melakukan kuasi reorganisasi dan di 2014, perseroan melakukan perubahan nominal saham dan terjadi perubahan pengendali. Dalam relisting ini, KOPI mencatatkan saham biasa atas nama sejumlah 697,26 juta saham. Saham-saham tersebut terdiri dari saham seri A dengan nominal sebesar Rp 14.750, seri B sebesar Rp 472 per saham dan Rp 177 per saham.

Adapun, harga saham pada saat pencatatan dibanderol Rp 395 per saham. Saat ini, 70,79% saham KOPI dikuasai oleh PT Mulya Tara Mandiri (MTM). Kemudian, PT Palsin Anugerah Abadi (PAA) sebesar 10,48%, dan PT DIka Karya Lints Nusa (DKLN) sebesar 7,17%. Adapun, sisanya, 11,56% beredar di publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×