kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reliance bicara tentang saham SIAP


Selasa, 24 November 2015 / 07:07 WIB
Reliance bicara tentang saham SIAP


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kasus transaksi saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) terus bergulir. PT Reliance Securities Tbk, salah satu broker yang paling aktif mentransaksikan saham SIAP, mulai bersuara.

Reliance menyatakan, membeli saham SIAP dari 11 broker dengan nilai transaksi Rp 122,76 miliar. Sementara nilai transaksi yang belum diselesaikan Rp 101 miliar.

Reliance sudah mencadangkan angka itu sebagai faktor pengurang Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKDB). "Kami tak mempunyai kewajiban sepeser pun membayar. Tapi oleh BEI, nilai yang belum settle ini harus dicadangkan," ujar Jurgan Usman, Direktur Reliance Capital Management, induk usaha Reliance Securities, kepada KONTAN, kemarin (23/11).

Reliance telah menyelesaikan transaksi dengan skema free of payment (FoP) dengan empat broker. Perinciannya, Mahakarya Rp 5,06 miliar, Profindo Securities Rp 3,99 miliar, Jasa Utama Securities Rp 2,09 miliar dan NC Securities Rp 482,31 juta.

Namun Reliance masih terganjal negosiasi mekanisme transaksi saham SIAP dengan enam broker. Mereka adalah Sucorinvest Central Gani senilai Rp 62 miliar, Yuanta Securities senilai Rp 19,99 miliar, Victoria Securities senilai Rp 10,72 miliar, First Asia Capital Rp 3,84 miliar serta NH Korindo Securities dan Bosowa Securities masing-masing sekitar Rp 2,3 miliar.

Reliance juga mendapatkan somasi dari Yuanta Securities karena ada perbedaan pandangan terkait mekanisme transaksi.

Yuanta menganggap, transaksi SIAP memakai skema delivery verus payment (DVP). Sementara Reliance menilai, transaksinya berskema FoP. Sebelumnya, Reliance mendapat somasi dari Trust Securities dengan nilai transaksi Rp 9,99 miliar.

Belakangan Trust mencabut somasinya. Reliance menilai, perbedaan pendapat terhadap mekanisme transaksi ini bukan merupakan gagal bayar. Karena ada sengketa mekanisme pembayaran ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berniat menengahi Reliance dan Yuanta, hari ini (24/11).

Joko Yunianto, Head of Corporate Affairs PT Reliance Capital Management, mengatakan, kemarin OJK sudah menelepon dan mengirimkan email.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×