kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.779   21,00   0,13%
  • IDX 6.369   106,29   1,70%
  • KOMPAS100 923   27,30   3,05%
  • LQ45 724   17,33   2,45%
  • ISSI 198   4,51   2,33%
  • IDX30 378   6,29   1,69%
  • IDXHIDIV20 458   7,62   1,69%
  • IDX80 105   3,28   3,22%
  • IDXV30 111   4,56   4,28%
  • IDXQ30 124   1,83   1,50%

Relaksasi aturan kepemilikan asing, tak cukup kuat dongkrak prospek emiten properti


Rabu, 17 Oktober 2018 / 23:03 WIB
Relaksasi aturan kepemilikan asing, tak cukup kuat dongkrak prospek emiten properti
ILUSTRASI. Proyek properti BSDE


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk merevisi aturan sektor properti soal kepemilikan asing dinilai tidak akan berdampak signifikan pada kinerja saham sektor properti Tanah Air. Meskipun dilakukan relaksasi, minat asing untuk belanja properti masih terganjal oleh tren suku bunga tinggi.

Analis Investa Saran Mandiri Aditya Perdana Putra mengatakan, dengan kenaikan suku bunga belakangan ini, tidak serta merta membuat asing untuk berbondong-bondong membeli properti di Indonesia. "Apakah return on investmentnya (ROI) bisa sesuai dengan ekspektasi mereka?," kata Aditya kepada Kontan, Rabu (17/10).

Apalagi, asing cenderung membeli properti di Tanah Air dengan tujuan berbisnis dan bukan investasi. Dengan begitu, mereka akan melakukan perhhitungan, dimana saat ini sewa lebih menguntungkan dibandingkan untuk membeli.

"Jadi, saya kira dampak (aturan pemerintah) belum akan terlalu terasa. Apalagi, harga properti juga tengah stagnan saat inni dan belum sepenuhnya recovery," ungkapnya.

Meskipun begitu, investor masih bisa wait and see sembari lakukan cicil beli pada beberapa saham properti seperti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga hingga akhir tahun Rp 970, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Rp 1.250 dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan target Rp 530 per saham.

"Kita masih perlu meihat juga efek dari kenaikan suku bunga terhadap penyaluran kredit perumahan. Meskipun sejauh ini saya lihat secara umum masih akan stagnan," ujarnya.

Aditya juga menilai, saham sektor properti belum layak untuk ditransaksikan dalam jangka panjang, lantaran sektor ini belum sepenuhnya pulih. Investor juga masih perlu menunggu hasil laporan keuangan emiten di kuartal III 2018, untuk melihat prospek sektor properti di jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×