kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana terproteksi mendominasi penerbitan reksadana baru di di bulan lalu


Minggu, 08 Desember 2019 / 20:08 WIB
Reksadana terproteksi mendominasi penerbitan reksadana baru di di bulan lalu
ILUSTRASI. ilustrasi reksadana. Reksadana terproteksi mendominasi penerbitan reksadana baru selama di November 2019.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana terproteksi mendominasi penerbitan reksadana baru selama di bulan November 2019.

Berdasarkan data Infovesta Utama, jumlah reksadana baru yang meluncur dari manajer investasi di sepanjang November 2019 mencapai 41 produk. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penerbitan reksadana baru di Oktober 2019, yang sebanyak 44 produk reksadana baru.

Ada pun rincian 41 produk reksadana baru tersebut terdiri dari 23 reksadana terproteksi, 10 reksadana pasar uang, 5 reksadana pendapatan tetap, 2 reksadana exchange traded fund (ETF) dan 1 reksadana saham.

Baca Juga: Trimegah AM meluncurkan tiga produk reksadana di sepanjang tahun 2019

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, reksadana terproteksi jadi reksadana yang paling banyak diterbitkan di tengah pergerakan pasar saham masih fluktuatif. Sementara, potensi kenaikan pasar obligasi baik pemerintah maupun korporasi cukup tinggi karena tren penurunan suku bunga berlanjut di tahun depan.

"Ketiga suku bunga turun, pasar obliagsi jadi menarik dan reksadan terproteksi jauh lebih aman dan imbal hasil terukur, jadi investor banyak yang tertarik," kata Wawan, Jumat (8/12).

Apalagi bila dibandingkan investor yang membeli obligasi langsung, kepemilikan reksadana terproteksi dengan aset obligasi memiliki pajak yang lebih rendah.

Dengan hebohnya kasus pembubaran reksadana yang belakangan terjadi, Wawan optimistis tidak akan menyurutkan minat investor pada reksadana. Alhasil, meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin mengetatkan pengawasan terhadap penerbitan reksadana baru, khususnya bagi produk reksadana yang digunakan sebagai sarana perbaikan pembukuan serta ditujukan untuk investor tunggal, tidak juga menyurutkan MI untuk menerbitkan reksadana baru.

Baca Juga: Ini produk reksadana pasar uang yang unggul di bulan November

Wawan pun optimistis ke depan reksadana berbasis obligasi akan makin diminati investor. "Fokus investor di tahun depan tetap pada reksadana pendapatan tetap dan terproteksi," kata Wawan.

Hingga akhir tahun, Wawan memproyeksikan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor acuan 10 tahun berada di 7%. Sementara, jika benar, suku bunga kembali turun di tahun depan, maka yield bisa turun ke 6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×