Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham diperkirakan bisa menjadi unggulan di semester II. Pada awal semester II 2024, reksadana saham mencetak imbal hasil tertinggi dibanding jenis reksadana lainnya.
Berdasarkan data Infovesta, reksadana saham mencatatkan return 2,47% pada Juli 2024. Kinerja top reksadana saham disusul reksadana campuran sebesar 1,46%, reksadana pendapatan tetap 0,80%, dan reksadana pasar uang 0,42%.
Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan bahwa membaiknya kinerja reksadana saham didorong adanya sentimen positif dari pasar global atau domestik. Dari global, ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed dan dari dalam negeri, investor merespons positif prospek ekonomi yang lebih baik dan penurunan ketidakpastian politik serta ekonomi.
"Lalu laporan keuangan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan meningkatkan kepercayaan investor," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/8).
Baca Juga: Prospek Positif Reksadana Saham di Semester II-2024
Guntur juga memaparkan bahwa kalahnya imbal hasil reksadana pendapatan tetap dan pasar uang bukan karena adanya perlambatan. Menurutnya, lebih pada perbedaan karakteristik kinerja dan risiko dengan reksadana saham.
Meskipun memang, lanjut Guntur, reksadana pasar uang kemungkinan ada penurunan karena kebijakan moneter yang lebih longgar yang mengurangi imbal hasil. Sementara untuk reksadana pendapatan tetap, perubahan suku bunga atau risiko inflasi yang meningkat dapat menyebabkan penurunan nilai obligasi dan hasil investasi menjadi kurang optimal.
Meski reksadana pasar uang dan pendapatan tetap masih menjadi unggulan sejak awal tahun, kondisi pasar global dan juga perbaikan kinerja di reksadana saham bisa menandakan adanya pergeseran preferensi investor. Ia memperkirakan untuk semester II reksadana saham dapat melanjutkan keunggulannya apabila tren perbaikan kinerja berlanjut.
"Namun, tentunya ini juga bergantung pada stabilitas ekonomi dan kebijakan pasar keuangan," paparnya.
Baca Juga: Indeks Saham Berkinerja Apik, Reksadana Indeks Kembali Dilirik
Secara keseluruhan, prospek pasar reksadana di semester II akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi global dan domestik, kebijakan moneter, serta sentimen pasar. Faktor pendukung meliputi pertumbuhan ekonomi yang stabil, kebijakan suku bunga yang mendukung, serta perbaikan dalam indikator-indikator ekonomi.
Guntur memperkirakan imbal hasil reksadana saham bisa menunjukkan potensi kenaikan jika tren positif berlanjut. Untuk reksadana pasar uang dan pendapatan tetap, return mungkin tetap stabil tetapi tidak secepat reksadana saham.
"Reksadana campuran akan bergantung pada alokasi aset dan strategi manajer investasi dalam mengelola portofolio masing-masing," tutup Guntur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News