kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Reksadana pendapatan tetap masih diminati


Kamis, 29 November 2012 / 08:26 WIB
Reksadana pendapatan tetap masih diminati
ILUSTRASI. Seorang pekerja menyaksikan bongkar muat peti kemas. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Prospek reksadana pendapatan tetap di tahun depan akan melambat seiring turunnya pasar obligasi. Imbal hasil reksadana ini diprediksi sekitar 6,5%, bakal lebih tipis dibanding tahun 2012. Meski prospek imbal hasil lebih tipis, reksadana pendapatan tetap masih bakal memiliki pasar sendiri.

Direktur PT Sucorinvest Asset Management Christian Hermawan mengatakan, investor pemula cenderung memilih instrumen investasi dengan risiko rendah seperti reksadana pendapatan tetap.

"Investor pasti memilih produk yang aman dan cocok," jelas Christian, Rabu (28/11). Reksadana pendapatan tetap relatif aman karena dana investor diparkir di obligasi. Penerbitan obligasi korporasi yang ramai di akhir tahun ini membuat manajer investasi punya pilihan banyak instrumen untuk menaruh dana.

Christian mengatakan, penerbitan obligasi yang semakin marak seharusnya diikuti dengan maraknya penerbitan reksadana pendapatan tetap. Direktur PT Standard Chartered Securities Indonesia, Wenda Rusli menambahkan, tren penerbitan obligasi tahun depan masih oke karena banyak perusahaan masih perlu dana untuk ekspansi.

Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo menjelaskan, faktor penghambat pertumbuhan reksadana pendapatan tetap tahun depan antara lain rencana kenaikan tarif dasar listrik, antisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak, dan kenaikan upah minimum provinsi. Ketiganya dapat menyumbang angka inflasi, sehingga berpotensi memicu kenaikan suku bunga.

Sedangkan, faktor pendukung tumbuhnya reksadana pendapatan tetap adalah masih baiknya fundamental ekonomi Indonesia. Status investment grade yang sudah diberikan Moody's dan Fitch merupakan modal untuk menarik investor asing masuk ke surat utang negara.

Sucorinvest sendiri baru saja mendapat persetujuan dari Bapepam-LK untuk menerbitkan produk reksadana pendapatan tetap bernama Sucorinvest Government Bond Fund. Christian memperkirakan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Sucorinvest pada tahun depan mencapai 10%-15%.

Pertumbuhan tersebut berasal dari subscription investor baru. Christian memperkirakan, return obligasi korporasi tahun depan akan mencapai 7%-8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×