kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Reksadana Pendapatan Tetap Diuntungkan Suku Bunga di Level Tinggi


Kamis, 25 Mei 2023 / 19:34 WIB
Reksadana Pendapatan Tetap Diuntungkan Suku Bunga di Level Tinggi
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga kemungkinan masih belum akan turun dan cenderung bertahan hingga akhir tahun. Dalam kondisi ini, reksadana pendapatan tetap diuntungkan oleh naiknya aset-aset obligasi.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengamati, investor masih banyak melakukan penempatan dana pada reksadana pendapatan tetap. Hal itu terjadi seiring adanya ekspektasi The Fed bakal melakukan kebijakan berbalik arah alias pivot mengenai suku bunga karena menilai kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang masih menghadapi inflasi dan berpotensi gagal bayar utang.

Dana kelolaan atau disebut Asset Under Management (AUM) industri reksadana terkhusus pendapatan tetap memang terpantau naik signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) AUM reksadana pendapatan tetap naik menjadi Rp 147.32 triliun di April 2023 dari sebelumnya Rp 144.07 triliun di Maret 2023.

“Tren reksadana lebih ke arah pendapatan tetap di tahun 2023,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (25/5).

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Layak Dipantau Ketika Suku Bunga Mencapai Puncaknya

Reza bilang, reksadana diminati sesuai profil risiko nasabah. Tren suku bunga berhenti dan berkurang akan menjadi sentimen positif bagi reksadana berbasis obligasi.

Sementara, reksadana jenis lainnya seperti saham diminati karena valuasi atraktif dan fundamental ekonomi Indonesia yang baik. Di akhir tahun, reksadana bisa kembali menjadi pilihan utama karena persiapan tahun 2024 untuk pemilihan umum (pemilu) dan momentum window dressing.

Direktur Panin AM Rudiyanto mencermati bahwa kemungkinan suku bunga akan turun atau tidak tahun ini masih berimbang 50 : 50. Tetapi, kemungkinan lebih besar terjadinya penurunan suku bunga bisa terjadi di tahun depan.

“Tren suku bunga belum pasti akan berhenti karena bisa berubah dari waktu ke waktu,” ujar Rudiyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/5).

Untuk diketahui, pada hari ini Kamis (25/5) Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5,75%. Sementara dari global, prediksi pasar saat ini mengarah bahwa The Fed akan bersikap dovish untuk menahan suku bunga di level 5%-5,25% di FOMC Juni 2023.

Rudiyanto menyebutkan, kalau suku bunga berhenti naik, maka hal itu positif untuk aset-aset obligasi. Panin AM sendiri menawarkan semua jenis reksa dana yang disesuaikan dengan kebutuhan dan profil investor.

Aset berbasis obligasi masih menarik disebabkan oleh adanya kenaikan yield atau tingkat imbal hasil. Sentimen di pasar masih didasari oleh perubahan tingkat suku bunga.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Offshore Berbasis Saham Naik Dua Digit

Mengutip data Infovesta, pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap memang paling moncer secara Year to Date (YTD) alias di sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun hingga 28 April 2023, reksadana pendapatan tetap mencetak return 1,95% YTD.

Reksadana campuran dan reksadana pasar uang masing-masing tumbuh sebesar 1,50% dan 1,22% Ytd. Sementara reksadana saham terpantau mencetak return hanya 0,69% YTD.

Namun kinerja reksadana saham terus membaik dengan sukses membukukan return tertinggi 1,30% month on month (MoM) selama April 2023. Lalu disusul reksadana campuran tumbuh 1,02% MoM, reksadana pendapatan tetap tumbuh 0,59% MoM, serta reksadana pasar uang tumbuh 0.29% MoM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×