Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jadi salah satu instrumen yang memberikan return positif sepanjang 2020, pergerakan obligasi korporasi dinilai belum mencerminkan kondisi sebenarnya.
Pasalnya, Direktur Panin Asset Management (PAM) Rudiyanto menilai transaksi di pasar obligasi korporasi tidak begitu likuid.
"Obligasi korporasi memang pergerakan harganya relatif stabil, namun tidak terlalu mencerminkan kondisi sebenarnya karena transaksi yang tidak likuid," ujar Rudiyanto kepada Kontan, Selasa (30/6).
Baca Juga: Menegok aktivitas bisnis ke-13 manajer investasi yang ditetapkan tersangka Kejagung
Selanjutnya, dia memperkirakan hingga akhir tahun kinerja obligas korporasi masih akan tetap stabil. Meskipun begitu, investor tetap perlu mewaspadai risiko gagal bayar pada instrumen investasi tersebut.
Adapun pilihan instrumen lain yang menurut Rudiyanto menarik untuk dilirik adalah reksadana pendapatan tetap, dimana di dalamnya terdapat produk obligasi korporasi dan obligasi pemerintah.
"Reksadana pendapatan tetap bisa jadi pertimbangan, karena tren bunga sedang rendah, potensi returnya bisa 8%-10% hingga akhir 2020," prediksinya.
Di sisi lain, Rudy menilai instrumen saham di semester II-2020 berpotensi naik, disertai dengan volatilitas yang masih cukup tinggi.
Baca Juga: Merugi Karena Terkait Jiwasraya dan Asabri, Grup Pool Advista Cari Investor Strategis
Selain itu, jika pandemi Covid-19 memburuk di sisa 2020 maka prospek saham berpotensi memburuk dan mengalami koreksi lanjutan. Namun, Rudiyanto meyakini penurunannya tidak akan sedalam awal 2020.
Rudiyanto menilai, lewat dukungan investor lokal yang sangat kuat di pasar modal, terlebih ketika harga IHSG turun ke level psikologis mampu jadi penopang prospek saham di sisa 2020.