kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Reksadana denominasi dollar AS masih janjikan keuntungan


Rabu, 02 November 2011 / 21:59 WIB
Reksadana denominasi dollar AS masih janjikan keuntungan
ILUSTRASI. Sepeda lipat Pacific 2980 RX9


Reporter: Wahyu Satriani Ari Wulan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Reksadana berdenominasi dollar AS masih menarik untuk dikoleksi tahun depan. Analis riset pasar modal PT Infovesta Utama Wawan Hedrayana memprediksi, investor bisa menggenggam keuntungan dari menguatnya dollar AS terhadap rupiah.

"Di 2011 ini, rata-rata investor menyabet keuntungan dari kurs. Tahun depan juga dollar AS diperkirakan akan menguat terus sehingga investor untung di situ," ujar dia di Jakarta, Rabu (2/11).

Merujuk data Infovesta Utama, sebagian besar reksadana pendapatan tetap berbasis dollar AS mencatat imbal hasil yang positif sepanjang Oktober 2011. Reksadana BNP PAribas Prima Asia USD yang dikelola PT BNP Paribas Investment Partner mencatat imbal hasil tertinggi sepanjang Oktober mencapai 4,49%. Adapun kinerja year to date di akhir Oktober 2010 hingga 27 Oktober 2011 tercatat 0,52%.

Danareksa Melati Dollar berada di posisi kedua dengan imbal hasil sepanjang Oktober 2011 sebesar 3,91%. Di urutan ketiga, ada Danareksa Melati Platinum Dollar AS dengan imbal hasil sebesar 3,79%.

Presiden Direktur Bahana, Edward P. Lubis menegaskan, reksadana berbasis dollar masih menjanjikan return yang menarik tahun depan. Dia optimistis instrumen rekadana berdenominasi dollar AS masih akan diserbu investor.

Edward menuturkan sekitar tahun 2008 lalu banyak investor yang mengoleksi dollar AS karena ada persepsi rupiah akan melemah. Namun, dalam dua tahun terakhir asumsi tersebut berubah dan rupiah diperkirakan akan menguat dibandingkan dollar AS. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia lebih baik ketimbang negara maju sehingga mata uang domestik semakin kuat.

"Ketika paradigma berubah, namun orang sudah terlanjur menyimpan dollar. Sedangkan simpanan dalam dollar di luar negeri bunganya kecil. Karena itu, reksadana berbasis dollar AS masih menjadi relevan dan menjadi pilihan," papar dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×