Reporter: Sandy Baskoro, Dyah Megasari, Ade Jun Firdaus | Editor: Test Test
JAKARTA. Para pelaku pasar modal tengah berdebar menanti saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjejak level psikologis baru, yaitu 3.000. Optimisme ini terbit mengacu kenaikan IHSG sebesar 1,52% ke posisi 2.971,25 pada Jumat pekan lalu (30/4).
Masalahnya, sentimen positif domestik berangsur menghilang pasca pengumuman kinerja kuartal satu 2010 para emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kini, investor kembali mencermati kondisi ekonomi global, utamanya Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Salah satu yang dinanti adalah pengumuman data tenaga kerja April 2010 di AS, pada 7 Mei nanti. Berdasarkan survei Bloomberg, data tenaga kerja AS bulan lalu diprediksi naik sebanyak 200.000. Ini lebih tinggi dibandingkan angka di bulan Maret sebanyak 160.000.
Survei yang sama menunjukkan, tingkat pengangguran di AS pada bulan lalu diprediksi 9,7%. Posisi ini paling rendah sejak Oktober 2009. Kala itu, angka pengangguran di AS mencapai 10,1%. "Data-data ekonomi AS akan selalu mempengaruhi laju bursa saham domestik," kata Wakil Presiden Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere, kemarin. Dia mengkalkulasi, dalam sepekan IHSG bisa bergerak di 2.916-3.000.
Tapi, Nico mengingatkan ancaman krisis global jilid dua. Hal ini ditandai defisit anggaran Yunani. Memang, Yunani negara kecil dengan Produk Domestik Bruto (PDB) 2% dari total PDB Eropa. "Tapi bisa merembet ke negara besar seperti Portugal, Spanyol, dan Inggris. Ini akan memicu krisis lebih besar lagi," kata Nico. Dus, sampai akhir 2010, IHSG bisa merosot ke 2.500-an.
Tapi, pengamat pasar modal Satrio Utomo bilang, di semester satu ini IHSG bisa menjejak 2.970-3.150. Pemantiknya, antara lain, rencana pembagian dividen. "Ini menunjukkan perusahaan itu sehat," timpal Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang. Emiten BUMN berpotensi membagi dividen 50% dari labanya, dan Grup Astra sekitar 30%-50% dari laba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News