kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY) yang Getol Diversifikasi ke Bisnis EV


Selasa, 17 Januari 2023 / 17:49 WIB
Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY) yang Getol Diversifikasi ke Bisnis EV
ILUSTRASI. Indika Energy (INDY) getol melakukan diversifikasi bisnis ke segmen nonbatubara.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) getol melakukan diversifikasi bisnis ke segmen nonbatubara, khususnya ke bisnis kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Terbaru, emiten pertambangan batubara ini resmi menggandeng Damon Motors, perusahaan sepeda motor listrik terkemuka di dunia untuk memasarkan sepeda motor Damon di Indonesia.

Pada 12 Januari 2022, Indika telah melakukan undisclosed investment di Damon dan akan bertindak sebagai distributor motor Damon. Sebelumnya, INDY telah resmi meluncurkan kendaraan listrik berupa motor roda dua pada Agustus 2022, dengan merek ALVA. Untuk menandai produk generasi pertama, motor listrik itu dinamai ALVA ONE.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibunatama merekomendasikan beli saham INDY dengan target harga Rp 3.700 per saham. Target harga ini mencerminkan 1,03 kali dari EV/EBITDA 2022, yang dinilai masih cukup murah jika dibandingkan dengan median IDX sektor Energy sebesar 5,49 kali.

Selain pemulihan peralihan dari kerugian bersih akibat lonjakan harga jual batubara dan volume penjualan, saham INDY dinilai atraktif karena upayanya dalam deleveraging yang berkelanjutan dan komitmennya untuk menjadi emiten net zero carbon pada tahun 2050. Oleh karena itu, Ezar berpendapat bahwa INDY layak untuk diberikan valuasi yang lebih premium.

Baca Juga: Hadirkan Motor Listrik Damon, Indika Energy (INDY) akan Terjun ke Bisnis EV

Menurut Ezar, upaya INDY untuk merangsek ke industri EV akan disokong oleh inisiatif Pemerintah untuk mencapai penggunaan secara total 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik pada tahun 2030.

Ezar mencatat, INDY juga memiliki proyek terkait logam mineral. Anak perusahaan INDY, yakni PT Indika Mineral Investindo (IMI) mengakuisisi sepenuhnya perusahaan smelter dan pertambangan mineral bauksit PT Perkasa Investama Minerals (PIM) senilai US$ 5 juta.

INDY juga mengumumkan kerjasama terkait EV lainnya dengan Altilium Group dan PT Terra Sustineri Berdaya (TSB) untuk membentuk badan pengawas perizinan metode bijih nikel laterit unggul 'Proses DNi' di Indonesia atas prosedur High Pressure Acid Leach (HPAL).

Baca Juga: Saham Sektor Energi Loyo pada Awal Tahun, Begini Rekomendasi dari Analis

Di sisi lain, Ezar menilai kinerja segmen batubara INDY diperkirakan akan relatif lebih rendah tahun ini, karena adanya basis yang tinggi (high base) tahun lalu. Proyeksi ini dengan menimbang compounded annual growth rate (CAGR) alias tingkat pertumbuhan tahunan majemuk yang negatif dalam penjualan batubara INDY dari harga tertinggi tahun lalu.

“Namun, hal ini membantu INDY mencapai tujuannya untuk mendapatkan 50% kontribusi pendapatan dari segmen non-batubara pada tahun 2025,” kata Ezar kepada Kontan.co.id, Selasa (17/1). Untuk itu, risiko yang meliputi saham INDY diantaranya melemahnya permintaan batubara dari negara-negara yang menghadapi ketidakstabilan politik dan ekonomi seperti China serta penurunan harga batubara yang lebih cepat dari perkiraan.

Catatan dia, INDY berhasil menurunkan kontribusi segmen batubara terhadap pendapatan. Per Sembilan bulan 2022, kontribusi segmen batubara terhadap pendapatan turun menjadi 70%, dari sebelumnya sebesar 74% di periode yang sama tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×