kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.670.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -45,00   -0,28%
  • IDX 6.876   -148,69   -2,12%
  • KOMPAS100 1.002   -27,61   -2,68%
  • LQ45 778   -23,83   -2,97%
  • ISSI 209   -3,14   -1,48%
  • IDX30 402   -12,98   -3,12%
  • IDXHIDIV20 482   -18,36   -3,67%
  • IDX80 113   -2,93   -2,52%
  • IDXV30 117   -3,38   -2,80%
  • IDXQ30 133   -3,80   -2,78%

Rekomendasi Saham & Catatan Analis untuk Jumat (6/2), Setelah IHSG Terjun 2,12%


Kamis, 06 Februari 2025 / 22:34 WIB
Rekomendasi Saham & Catatan Analis untuk Jumat (6/2), Setelah IHSG Terjun 2,12%
ILUSTRASI. Proyeksi pergerakan IHSG setelah ditutup anjlok 2,12% ke level 6.875,5 pada perdagangan Kamis (6/2)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun sedalam 2,12% ke posisi Rp 6.875,53 pada Kamis (6/2). IHSG terjepit oleh sentimen eksternal dan domestik.

Arus dana keluar (capital outflow) masih mengalir deras. Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 2,33 triliun di seluruh pasar. 

Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menyoroti performa merah IHSG tak lepas dari robohnya saham-saham perbankan berkapitalisasi pasar besar (big banks).

Pelemahan saham perbankan di tengah musim rilis laporan keuangan tahun 2024 memberikan sinyal capaian kinerja yang di bawah ekspektasi.

Selain itu, masih ada imbas dari faktor eksternal. Pasar masih dibayangi oleh sentimen perang dagang yang memicu ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Investor pun mencermati perkembangan data-data perekonomian di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Asing Banyak Menadah Saham Big Caps Ini Saat Harga Makin Murah, Kamis (6/2)

"Investor terus memantau data-data pasar ketenagakerjaan untuk melihat sinyal perekonomian AS dan outlook suku bunga acuan ke depannya," kata Praska kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menambahkan, dinamika geopolitik dan makro ekonomi global di tengah perang dagang yang digaungkan AS masih menjadi sorotan utama. Situasi ini menyebabkan investor cenderung menarik dana dari pasar saham dan beralih ke instrumen lain yang dinilai lebih aman.

Di samping faktor eksternal, Ekky melihat sentimen dari dalam negeri juga cenderung negatif. Ekky memandang program populis yang diusung pemerintah turut menjadi perhatian pelaku pasar.

Program populis umumnya memerlukan biaya yang tinggi, sedangkan pendapatan negara belum tentu cukup untuk memenuhi tujuan dari program tersebut. "Jadi kekurangan dana membuat investor kurang percaya dengan situasi fiskal domestik," terang Ekky.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Tristan Elfan Zulvanian menambahkan, kondisi deflasi 0,76% secara bulanan pada Januari 2025 turut menjadi perhatian investor. Kemudian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 sebesar 5,03% lebih rendah dibandingkan target 5,20%.

Baca Juga: IHSG Tak Menarik, Institusi Industri dan Dapen Mulai Kabur dari Pasar Saham

"Dua faktor ini memberikan tekanan besar pada IHSG, yang terlihat dari aksi jual di pasar. Perilaku penjualan dari pasar merupakan respons untuk mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi di bulan-bulan mendatang," terang Tristan.

Menurut Tristan, kedua faktor domestik tersebut membawa sentimen negatif terhadap sektor perbankan.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memprediksi, kombinasi dari faktor eksternal dan domestik akan membuat kondisi pasar saham bergerak dinamis.

Menutup pekan ini, Audi memperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dengan support 6.807 dan resistance 7.000 pada Jumat (7/2). Sedangkan secara teknikal, Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto melihat posisi IHSG saat ini sudah dalam tren downtrend.

William menaksir IHSG akan bergerak pada rentang 6.800 - 6.972, dengan potensi melanjutkan pelemahan. Senada, Ekky melihat potensi pelemahan IHSG ke area support 6.700 - 6.800 dengan resistance di level psikologis 7.000.

"Namun tidak menutup kemungkinan pasar mengalami teknikal rebound melihat penurunan telah cukup signifikan," kata Ekky.

Di tengah kondisi pasar saat ini, William dan Praska menyarankan untuk wait and see pada saham big bank. William menilai, pelaku pasar masih layak melirik saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Sedangkan Audi merekomendasikan speculative buy pada saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan MYOR. Saran Audi, cermati support di Rp 374 dan resistance Rp 440 untuk saham BRMS. Sedangkan support MYOR ada di Rp 2.320 dengan resistance pada level Rp 2.530. 

 

Ketika harga saham perbankan sedang tertekan, Tristan melihat kondisi ini sebagai peluang untuk akumulasi. Tapi, Tristan menyarankan untuk memecah antrian dan tidak membeli di satu harga, sehingga bisa mendapatkan nilai atau average entry yang lebih baik.

Tristan menyarankan buy pada saham PT Chandra Asti Pacific Tbk (TPIA) di area Rp 8.000 - Rp 7.800 untuk target harga Rp 8.975 - Rp 9.000. Kemudian, buy PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di area Rp 8.950 - Rp 8.775 untuk target harga Rp 9.375 - Rp 9.400. 

Rekomendasi berikutnya adalah PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk buy di area Rp 3.800 - Rp 3.600 dengan target harga Rp 4.250 - Rp 4.300. Sedangkan Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama melirik saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Reyhan merekomendasikan buy GJTL untuk target harga Rp 1.215 - Rp 1.270, dengan stoploss di Rp 1.120. Sedangkan untuk MPPA, target harga ada di level Rp 74 - Rp 83, dengan mempertimbangkan stoploss pada harga Rp 63 per saham.

Selanjutnya: Danantara Bersiap Kendalikan dan Kelola BUMN dengan Aset Rp 10.000 Triliun

Menarik Dibaca: 4 Strategi Plana Bangun Bisnis Sosial yang Berdampak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×