Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
Sementara Darma memperkirakan harga nikel akan bergerak menyamping dan berkisar di sekitar US$ 16.500 - US$ 16.750/ton pada semester kedua tahun 2024.
Secara keseluruhan, Darma memproyeksikan harga rata-rata pada semester II-2024 lebih rendah 15%-22% dibandingkan tahun lalu.
"ANTM harus lebih didukung oleh segmen emasnya daripada nikel, karena meningkatnya harga emas dan emas batangan akibat ketegangan geopolitik," lanjut Darma.
Baca Juga: Pendapatan Bisa Lebih Tebal, Analis Sarankan Buy Saham Aneka Tambang (ANTM)
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta, menambahkan agar perusahaan tidak hanya mencari volume lebih tinggi ketika harga nikel rendah karena itu kurang profitable.
ANTM harus memanfaatkan permintaan nikel global ketika ekonomi China sudah pulih. "Jadi nanti permintaan global terhadap nikel akan meningkat. Daripada ANTM meningkatkan produksi nikel dan menjadikan penurunan harga nikel karena oversupply," kata Nafan kepada KONTAN, (2/9).
Dengan demikian, Nafan merekomendasikan buy saham ANTM dengan harga Rp 1.440 per saham.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Baja di Tengah Penurunan Harga Logam Dasar
Sementara Darma mempertahankan rekomendasi Netral untuk ANTM dengan target harga menjadi Rp 1.480 per saham. Darma menetapkan target harga ini berdasarkan kelipatan EV/EBITDA 8,3x (-0,5 SD dari rata-rata EV/EBITDA 5 tahun ANTM).
Sementara JPMorgan memperkirakan saham akan diperdagangkan sideways akibat hasil laporan keuangannya. JPMorgan memberikan rekomendasi overweight untuk ANTM dengan target harga sebesar Rp1.490 per saham. Sementara laba diestimasikan untuk emiten ini akan berada 10% di atas Street.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News