kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekap Kinerja Emiten Konstruksi WIKA, WSKT, PTPP, ADHI, Mana yang Paling Moncer?


Selasa, 15 November 2022 / 14:40 WIB
Rekap Kinerja Emiten Konstruksi WIKA, WSKT, PTPP, ADHI, Mana yang Paling Moncer?
ILUSTRASI. Emiten konstruksi BUMN mencatat kinerja beragam cenderung stagnan hingga kuartal ketiga 2022.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten konstruksi yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Hasilnya, emiten konstruksi BUMN mencatat kinerja beragam cenderung stagnan.

Kinerja paling moncer ditunjukkan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Per September 2022, ADHI mencetak laba bersih Rp 21,0 miliar atau naik sebesar 24% dari laba bersih per September 2021. Peningkatan bottom line ADHI sejalan dengan kenaikan pendapatannya. Pada periode yang sama, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat 23,54% dibandingkan pendapatan September 2021 yang sebesar Rp 7,4 triliun.

PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan kinerja konservatif. PTPP membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 141,02 miliar, naik 8,96% dari Rp 129,41 miliar pada periode sama tahun lalu.

Pertumbuhan kinerja bottom line PTPP ditopang kenaikan pendapatan. PTPP membukukan  kenaikan pendapatan 20% menjadi Rp 13,45 triliun.

Baca Juga: Rekap Kinerja Emiten BUMN: Bank dan Tambang Moncer, Konstruksi Masih Tertekan

Per kuartal ketiga 2022, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 425,29 juta. Realisasi ini anjlok 99,75% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 174,41 miliar. Namun, pendapatan WSKT berhasil tumbuh 44,66% menjadi Rp 10,3 triliun hingga kuartal ketiga 2022.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) justru mencetak rugi bersih sebesar Rp 27,96 miliar per kuartal ketiga 2022. Padahal, per September 2021 WIKA masih membukukan laba bersih Rp 104,93 miliar. Namun,  penjualan  WIKA berhasil naik 9,8% menjadi Rp 12,79 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Abraham Gosal menilai, salah satu penyebab kurang moncernya kinerja emiten konstruksi salah satunya disebabkan oleh raihan kontrak baru yang masih jauh dari target. Abraham mengamati, hampir semua perusahaan konstruksi mengalami kontraksi margin. Kemungkinan, kondisi ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan biaya bunga.

Baca Juga: Emiten Kontraktor Menadah Berkah Ibu Kota Negara Baru

Hanya saja, Abraham melihat, secara historis nilai kontrak emiten konstruksi akan cukup besar di kuartal keempat karena anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang harus terserap habis.

“Saya masih menunggu hasil kinerja kuartal keempat untuk memiliki pandangan yang lebih yakin tentang tahun depan. Tetapi berbicara dengan beberapa perusahaan, sepertinya mereka berfokus untuk mengejar kontrak baru di tahun ini untuk digarap tahun depan ketimbang mengejar pertumbuhan kontrak baru karena ketidakpastian,” kata Abraham kepada Kontan.co.id, Selasa (15/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×