Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Belum genap setahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) sudah mencari pendanaan baru. Berdasarkan prospektus yang dirilis Kamis (6/2), produsen tekstil terkemuka itu berniat menerbitkan surat utang (notes) senilai US$ 350 juta atau setara Rp 3,8 triliun.
"Hasil dari penerbitan notes akan dipinjamkan kepada Perseroan dan SPD (PT Sinar Pantja Djaja, anak perusahaan SRIL) melalui surat fasilitas pinjaman antara perusahaan," tulis manajemen SRIL, Kamis (6/2).
Nantinya, SRIL dan SPD akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi utang jangka panjang kepada beberapa bank. Per 30 September 2013, SRIL memiliki utang jangka panjang senilai Rp 601,38 miliar.
Utang itu berasal dari beberapa kreditur seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan PT Bank UOB Indonesia. Beberapa utang itu memang akan segera jatuh tempo dalam waktu dekat.
Utang senilai Rp 254,75 miliar kepada BRI misalnya akan jatuh tempo pada 31 Desember 2014. Utang itu dikenakan bunga senilai 9% di tahun 2012 dan 2013. Selain untuk refinancing, SRIL akan menggunakan dana hasil notes untuk melakukan ekspansi usaha.
SRIL memang membutuhkan dana ekspansi senilai Rp 2,4 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun sudah ditutupi dari hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) di pertengahan tahun lalu.
SRIL nantinya akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi divisi pemintalan benang (spinning) dan garmen. Saat ini, kapasitas produksi spinning Sritex sebanyak 353.000 bales per tahun.
Sementara kapasitas produksi garmen sebanyak 8,2 juta unit per tahun. Ekspansi baru tersebut bakal menambah kapasitas produksi spinning dan garmen sebanyak 287.000 bales dan 8 juta unit per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News