kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rebound harga minyak semu


Rabu, 16 Maret 2016 / 16:41 WIB
Rebound harga minyak semu


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah terkoreksi dalam dua hari terakhir, harga minyak WTI kembali mendapatkan tenaganya. Ini terjadi setelah laporan pertumbuhan stok di Amerika Serikat tercatat mengecil.

Mengutip Bloomberg, Rabu (16/3) pukul 15.45 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2016 di New York Merchantile Exchange terangkat 0,96% ke level US$ 36,69 per barel dibanding hari sebelumnya.

Pendukung bagi harga minyak WTI adalah laporan American Petroleum Institute bahwa cadangan minyak AS tumbuh 1,5 juta barel pekan lalu. Itu merupakan level terendah yang dilaporkan API dalam empat pekan terakhir.

“Adanya laporan penurunan produksi AS dan terus menyusutnya jumlah rig yang aktif menjadi kombinasi faktor yang menunjukkan pasar minyak sudah lebih stabil,” papar Michael McCarthy, Chief Strategist at CMC Markets di Sidney, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/3).

Pasar kini juga sedang menantikan laporan Energy Information Administration (EIA) yang diprediksi pertumbuhan cadangan minyak AS yang menipis yakni hanya bertambah 2,9 juta barel dibanding pekan sebelumnya yang tumbuh 3,9 juta barel.

Hanya saja memang faktor ini diprediksi hanya sementara mampu mengangkat harga. Pasalnya, cadangan minyak di AS masih tercatat berada di level tertingginya dalam sejarah. Terlihat dari kenaikan cadangan minyak di Cushing, Oklahoma, salah satu titik pengiriman minyak terbesar di AS. Pekan lalu menurut laporan API cadangan di Cushing naik 471.000 barel.

“Minyak masih dalam tren bearish karena permasalahan seputar oversupply yang masih terus berlanjut. Salah satunya karena penolakan dari Iran untuk membekukan produksi minyaknya,” kata Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM dalam rilis resminya Rabu (16/3). Kemarin, Iran meminta negara produsen minyak lainnya untuk tidak mengintervensi produksi Iran yang berkisar di level 4 juta barel per hari.

Dugaan Lukman, harga minyak akan terus bergerak lemah dalam kisaran US$ 30 – US$ 35 per barel.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×