Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepertinya tidak banyak ekspansi yang dilakukan PT BW Plantation Tbk (BWPT) selama tahun berjalan ini. Sebab, realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) BWPT masih terbilang mini.
Tahun ini, manajemen menganggarkan capex Rp 700 miliar. "Kuartal pertama realisasinya baru Rp 100 miliar, kuartal kedua ini mungkin sekitar Rp 250 miliar," tambah Kelik Irwantono, Sekertaris Perusahaan sekaligus Direktur Keuangan BWPT, (10/6).
Angka tersebut setara dengan realisasi sebesar 14%. Dari jumlah Rp 100 miliar tersebut, sebesar Rp 77 miliar digunakan untuk biaya penanaman lahan. Sementara, Rp 33 miliar digunakan untuk penambahan fixed asset.
Untuk beberapa saat ini, setidaknya hingga semester pertama, sumber pendanaan tersebut diambil dari kas internal perusahaan. Maklum, harga CPO belakangan membaik sehingga cashflow BWPT cukuo untuk mendanai capex tersebut.
Nah, mulai semester kedua, pemenuhannya akan mempertimbangkan opsi pinjaman bank. Posisi rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BWPT memang sempat tinggi, ada di level 2 kali sehingga ruang gerak BWPT untuk mencari pinjaman terbatas, apalagi untuk pinjaman kebutuhan akuisisi lahan.
Namun, setelah private placement BWPT akhir tahun lalu, posisi DER -nya turun menjadi 1,7 kali. Sementara, batas maksimum yang diperbolehkan maksimal 2,5 kali.
Selain realisasi capex yang masih kecil, anggaran untuk tahun ini juga lebih sedikit dibamding tahun 2013. Tahun lalu, capex BWPT realisasinya mencapai Rp 1 triliun. "Soalnya, tahun lalu memang banyak tanaman yang belum masuk usia dewasa sehingga butuh biaya perawatan lebih besar," pungkas Kelik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News