kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Realisasi Anggaran Infrastruktur Rp 142,1 Triliun, Ini Efeknya ke Emiten IDX Infra


Jumat, 26 September 2025 / 19:00 WIB
Realisasi Anggaran Infrastruktur Rp 142,1 Triliun, Ini Efeknya ke Emiten IDX Infra
ILUSTRASI. Kinerja emiten infrastruktur tercatat masih bertumbuh, meskipun realisasi belanja pemerintah di sektor ini masih di bawah 50% dari pagu tahun 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/08/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten infrastruktur tercatat masih bertumbuh, meskipun realisasi belanja pemerintah di sektor ini masih di bawah 50% dari total anggaran tahun 2025.

Asal tahu saja, pemerintah mencatat realisasi anggaran infrastruktur hingga 8 September 2025 mencapai Rp 142,1 triliun. Angka ini baru setara 35,32% dari total pagu anggaran sebesar Rp 402,4 triliun.

Dana infrastruktur itu dialokasikan pada lima program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu perumahan, konektivitas, ketahanan pangan, ketahanan energi, serta sektor pendukung lainnya.

Baca Juga: Hingga September 2025, Realisasi Anggaran Infrastruktur Baru 35% dari Pagu

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, realisasi belanja infrastruktur itu menegaskan komitmen pemerintah dalam pembangunan, sehingga menjadi katalis positif bagi emiten konstruksi, tol, dan energi.

“Namun, serapan yang relatif lambat masih menyimpan risiko penundaan proyek,” katanya kepada Kontan, Jumat (26/9/2025).

Melansir data Bursa Efek Indonesia, kinerja IDX Infrastructures (IDXINFRA) tercatat masih positif. Per 26 September 2025, IDXINFRA tercatat naik 25,70% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Sebagai perbandingan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 14,40% YTD.

Sukarno melihat, sentimen indeks IDXINFRA akhir-akhir ini digerakkan oleh lonjakan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pasca melantai di BEI sebagai motor utama.

Selain itu, IDXINFRA juga diperkuat subsektor telekomunikasi dan menara seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), serta dukungan dari energi terbarukan terutama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah mengatakan, saham yang memberikan kontribusi positif untuk IDXInfra adalah TLKM dengan kenaikan 14,7% YTD.

Prospek dan Rekomendasi

Ke depan, pergerakan harga saham dari emiten konstituen IDXINFRA disebut masih dipengaruhi oleh perbaikan kinerja keuangan dan potensi aksi korporasi.

“Saham di IDXINFRA yang punya potensi memberikan kontribusi positif dalam beberapa waktu ke depan dengan kapitalisasi pasar yang besar adalah BREN,” ungkapnya. Sebagai catatan, saham BREN masih terkoreksi 2,7% YTD.

Ke depan, kata Sukarno, penopang indeks diperkirakan masih didominasi telekomunikasi/menara berkat arus kas yang stabil dari kontrak jangka panjang. Selain itu, subsektor energi hijau terutama PGEO dan transportasi terutama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga kian menarik seiring akselerasi proyek strategis dan dorongan transisi hijau.

Baca Juga: Kenaikan Anggaran Infrastruktur Jadi Katalis Positif untuk Emiten Konstruksi

Sentimen positif utama datang dari reli saham CDIA, komitmen pemerintah, tren digitalisasi, dan penurunan suku bunga. “Namun, hambatan lahan, rasio utang tinggi, serta risiko regulasi tetap membayangi sektor ini,” katanya.

Investor bisa melirik TLKM, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan TOWR sebagai core defensif. Kemudian, PGEO sebagai investasi jangka menengah di energi hijau, JSMR dengan eksposur pertumbuhan tol, serta CDIA yang baru IPO dan masih mampu memperkuat rotasi ke sektor infrastruktur. 

Sukarno merekomendasikan beli untuk TOWR, MTEL, PGEO, dan JSMR dengan target harga masing-masing Rp 700 per saham, Rp 690 per saham, Rp 1.800 per saham, dan Rp 4.500 – Rp 5.500 per saham.

Rekomendasi trading buy disematkan untuk CDIA dengan target harga Rp 1.900 – Rp 2.000 per saham. Sementara, rekomendasi hold diberikan Sukarno untuk TLKM dengan target harga Rp 3.200 per saham. 

Selanjutnya: Akhirnya! Belanda Pulangkan Fosil Manusia Jawa dan 28.000 Koleksi Lain ke Indonesia

Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun di Provinsi Ini, Simak Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (27/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×