Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia sedang mengkaji reaktivasi instrumen Sertifikasi Bank Indonesia (SBI) tenor sembilan bulan dan tenor 12 bulan. Ekonom memandang hal ini bisa memperdalam pasar uang tetapi juga perlu berhati-hati akan risiko volatilitas yang lebih tinggi.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rencana BI mengaktifkan kembali SBI bisa efektif apabila, pertama menawarkan bunga atau rate yang atraktif.
Kedua, minimal masa penahanan dana atau holding diperpanjang untuk meminimalisir risiko volatilitas yang bisa terjadi lebih tinggi.
"Jika minimum holding-nya pendek bisa buat pasar lebih volatile karena investor asing akan lebih memilih short term, apabila muncul sentimen negatif di dalam negeri," kata Josua, Kamis (19/7).
Sementara, Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan seharusnya rencana BI tersebut efektif dalam menyerap kelebihan dana di perbankan.
"Mungkin dengan adanya SBI bisa menyerap kelebihan dollar AS di perbankan bisa dapat return yang lebih tinggi," kata Mikail.
Jika ada kelebihan dana di perbankan dan beralih ke BI melalui SBI maka BI bisa mengatur pasokan dollar AS di pasar.
Dengan begitu, rencana tersebut bisa memperkuat rupiah dan bisa mengintervensi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News