Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings dari BBB- menjadi BBB, menjadi stimulus positif. Hal tersebut dinilai akan menyuburkan iklim investasi di pasar modal Tanah Air. Sejumlah sektor saham akan mendapat sentimen positif.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyatakan, kenaikan peringkat itu merupakan suatu pengakuan global terhadap investasi di Indonesia. Sekaligus menjadi konfirmasi kembali bahwa telah terjadi perbaikan di Indonesia.
"Lalu kami harapkan, yang naik bukan hanya peringkat Fitch, tapi juga akan diikuti oleh kenaikan peringkat lainnya seperti Moodys and S&P. Meskipun mereka memiliki kriteria penilaian masing-masing," kata Edwin di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/12).
Kenaikan oleh Fitch tersebut sudah membuka suatu jalan lagi ke depan. Bahwa ada kemungkinan lembaga lain juga turut mengerek peringkat. "Mata investor internasional semakin terbuka dan mereka bisa menyiapkan dana-dana investasi di Indonesia," imbuhnya.
Dia menambahkan, kenaikan tersebut menjadi suatu loncatan dan kemajuan yang baik. Sekaligus menjadi suatu tonggak awal bahwa Indonesia harus bersiap-siap pada tahun depan. "Minimal IHSG bisa 6.600 sudah kelihatan. Sekelas Agency Internasional saja (sudah mengakui) seperti itu," lanjut Edwin.
Selain itu, kenaikan tersebut juga akan berkaitan dengan sektor perbankan. Pasalnya, adanya kemajuan dan potensi kenaikan pertumbuhan domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, sektor perbankan dinilai akan tumbuh signifikan. Ditambah, akses pendanaan seperti obligasi akan lebih menarik. "Belum lagi, negara sudah mendapatkan kredit investment grade," imbuhnya.
Dengan beberapa pengakuan tersebut, Edwin memprediksi sektor properti dan perbankan akan membaik. Untuk properti sebabnya, sepanjang 2017 sudah cukup banyak tertekan. Sehingga adanya kenaikan rating tersebut, akan menjadi hal yang positif.
Edwin menjagokan saham BBRI, BBNI, BBCA, dan BMRI untuk sektor perbankan. Lalu saham SMRA, APLN, dan PWON untuk sektor properti.
Selain itu, adanya sentimen lain seperti tahun politik juga akan mewarnai iklim pasar modal tahun depan. Diantaranya sektor media, telekomunikasi, dan pertambangan juga akan menarik terutama batubara.
Dia menambahkan, pemerintah Indonesia bukan hanya harus mempertahankan kredit rating tersebut. Namun, juga harus meningkatkan rating untuk kredit lainnya. Diantaranya seperti peningkatan GDP per kapita. "Enggak hanya program infrastruktur, tapi juga GDP," imbuhnya.
Lembaga peringkat lainnya juga akan menilai Indonesia. Dia berharap pemerintah Indonesia juga bisa menjalin komunikasi dengan lembaga tersebut. Terutama untuk memenuhi syarat kenaikan peringkat. "Pemerintah harus bertanya apa yang perlu ditingkatkan, jangan menunggu dinilai tapi juga berkomunikasi," lanjutnya.
Dalam jangka pendek, Edwin menilai IHSG bisa mencapai level 6.235 pada Januari 2018 dan akhir tahun 2018 bisa mencapai 6.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News