kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.060   75,74   1,08%
  • KOMPAS100 1.054   13,79   1,33%
  • LQ45 829   11,89   1,46%
  • ISSI 214   1,60   0,75%
  • IDX30 422   6,17   1,48%
  • IDXHIDIV20 509   7,32   1,46%
  • IDX80 120   1,57   1,32%
  • IDXV30 125   0,62   0,50%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Rasio utang AMRT menciut usai private placement


Rabu, 27 Mei 2015 / 20:12 WIB
Rasio utang AMRT menciut usai private placement
ILUSTRASI. Asparagus mengandung purin tinggi yang bisa memicu serangan asam urat.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

TANGERANG. PT Sumber Alfaria Tijaya Tbk (AMRT) mencari cara mengatasi kenaikan beban utangnya. Perseroan akan segera melunasi utang perbankan dengan private placement alias penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Dengan private placement, rasio utang AMRT akan mengecil dan bisa memulihkan margin labanya. Tomin Widian, Direktur Keuangan AMRT mengatakan, hingga kuartal I-2015, total liabilitas perseroan melonjak 24,6% menjadi Rp 10.6 trilliun. Sementara total ekuitasnya hanya naik 13,5% menjadi Rp 2,9 triliun.

Hal itu membuat debt to equity ratio (DER) AMRT meningkat dari 1,57 kali pada Kuartal I 2014 menjadi 1,83 kali pada Kuartal I-2015. "Usai private placement, rasio DER akan langsung menurun menjadi 0,9 kali," ujar Tomin di Tangerang, Rabu (27/5).

Seperti diketahui, AMRT akan menerbitkan 7,54% saham bau atau 2,9 miliar saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga saham private placement itu sebesar Rp 530 per saham.

Sesuai peraturan, harga pelaksanaan didasarkan pada harga rata-rata penutupan saham perseroan dalam 25 hari bursa sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Dengan demikian, potensi dana yang akan terjaring dalam hajatan ini mencapai Rp 1,54 triliun.

Tomin mengatakan, dana itu langsung diguankan untuk melunasi sebagian utang kreditur pihak ke tiga. Sehingga, beban dan risiko keuangan AMRT bisa berkurang.

Sekadar informasi, aksi korporasi ini merupakan lanjutan dari serangkaian rencana penambahan modal perseroan yang telah disetujui pemegang saham pada September 2014. Sebelumnya AMRT telah melakukan private placement 864,7 juta saham atau 2,29% modal ditempatkan dan disetor penuh, pada 5 Desember 2014 lalu. Sehingga, sisa jatah non-HMETD tersebut akan diterbitkan pada Juni mendatang.

Nantinya, private placement AMRT akan diserap oleh PT Sigmantara Alfindo, PT Amanda Cipta Persada, dan beberapa pemodal lain. Sekadar informasi, Sigmantara merupakan pemegang saham mayoritas AMRT dengan porsi 52,81%. Lalu Amanda Cipta merupakan anak usaha Sigmantara yang dikuasai 99,9%.

Saat ini, perseroan memiliki total utang bank jangka panjang sebesar Rp 1,7 triliun. Utang itu terdiri dari utang yang berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 875,9 miliar, dan sebesar Rp 807,9 miliar utang dari BBCA untuk entitas anak AMRT.

Lalu sebesar Rp 51,3 miliar dari Bank of Tokyo Mitsubishi. Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo sebesar Rp 777 miliar, total bagian jangka panjang mencapai Rp 957,7 miliar. "Usai private placement, rasio utang akan sangat kecil dan membantu menyehatkan keuangan perseroan," ujar Tomin.

Memang, beban keuangan yang tinggi sempat membuat margin laba bersih AMRT melambat. Laba bersih AMRT hanya naik tipis dari Rp 569 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 572 miliar di tahun 2014. Padahal saat itu pendapatannya masih naik 19,7% menjadi Rp 14,7 triliun.

Beban keuangan juga membuat kinerja AMRT di Kuartal I 2015 ini merah. Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 39 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, AMRT masih untung Rp 11 miliar. Di sisi lain, pendapatan AMRT masih tumbuh 12,6% pada Kuartal I 2015 menjadi Rp 10.2 triliun.

Tomin mengakui, gencarnya ekspansi di luar Pulau Jawa membuat beban perseroan meningkat. Hal ini pun memaksa AMRT berutang untuk menambah gerai. Sementara, margin yang diperoleh dari gerai baru belum bisa menutupi tingginya beban. Dus, laba AMRT menjadi tertekan.

Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2 triliun yang berasal dari kas internal. Nantinya dana itu akan digunakan untuk membangun 1.200 gerai baru. Perseroan juga menyiapkan ekspansi ke Filipina dengan penambahan gerai sampai akhir tahun menjadi 120 gerai dari 44 gerai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×