Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah dalam sepekan ini diakibatkan perhatian pasar tercuri oleh draft reformasi pajak Amerika Serikat (AS) yang dibawakan oleh Grand Old Party (GOP) atau partai Republik AS. Ke depan, analis perkirakan mata uang garuda akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah.
Pergerakan pasar spot Bloomberg pada Jumat (10/11), rupiah ditutup melemah 0,2% di level Rp 13.543 per dollar dari penutupan sehari sebelumnya. Dalam sepekan, angka ini melemah 0,33% dari level Rp 13.498 per dollar.
Pun dalam kurs tengah Bank Indonesia pada hari yang sama ditutup di Rp 13.514 per dollar tidak berubah dari penutupan sehari sebelumnya. Dalam sepekan angka ini melemah 0,1% dari level RP 13.500 per dollar.
Senat Partai Republik atau Grand Old Party (GOP) menawarkan revisi kebijakan pangkas pajak korporasi yang lebih ketat daripada visi Presidennya, yakni pangkas korporasi menjadi 20% dari target semula yakni maksimal 35%, serta penundaan implementasi kebijakan hingga tahun 2019.
Research & Analyst Valbury Asia Lukman Leong menuturkan sentimen ini yang buat rupiah terkoreksi.
"Tax reform ini jadi pemicu, namun perlu dilihat indeks dollar sempat menguat kemudian melemah kembali," jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (12/11).
Menurutnya, optimisme pasar terhadap ekonomi AS yang jadikan rupiah melemah. Namun mengingat indeks dollar AS selama sepekan hingga penutupan Jumat (11/10) mengalami koreksi 0,58% ke level US$ 94,40, maka rupiah berpotensi konsolidasi.
Sedangkan dari sisi rupiah, Lukman tidak melihat adanya rilis data internal yang cukup untuk menarik perhatian pasar. "Rupiah bisa kabur lagi dan tidak ada sentimen dari lokal," jelasnya.
Ia memperkirakan, Senin (13/11) rupiah akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan tertekan dalam rentang Rp 13.510 - Rp 13.530 per dollar. Sedang dalam sepekan, rupiah berada di level Rp 13.500-Rp 13.550 per dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News