CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Ramai sentimen domestik dan eksternal, berikut proyeksi IHSG untuk Kamis (15/7)


Rabu, 14 Juli 2021 / 18:02 WIB
Ramai sentimen domestik dan eksternal, berikut proyeksi IHSG untuk Kamis (15/7)
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,55% ke level 5.979,215 pada perdagangan Rabu (14/7). Namun, investor asing mencatatkan aksi beli bersih senilai Rp 126,27 miliar di semua pasar.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menilai, pergerakan indeks pada hari Rabu cenderung tertekan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yakni terkait tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang sudah meningkat cukup signifikan. 

Angka pengangguran juga menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sempat naik hingga belasan persen. Kondisi ini membuat para investor bukan hanya domestik, namun regional dan juga Eropa, merasa khawatir bahwa The Fed akan mempercepat perubahan kebijakan moneternya.

Selain karena faktor eksternal, tertekannya pergerakan indeks dikarenakan tingkat kasus Covid-19 yang terus meningkat, bahkan hingga di atas 40.000 kasus per hari. Hal ini menimbulkan potensi adanya skenario perpanjangan periode PPKM Mikro Darurat yang sempat disampaikan dalam paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di DPR.

Baca Juga: IHSG melemah 0,55% ke 5.979 pada perdagangan Rabu (14/7), asing catat net buy

Pada Kamis (15/7), Regina menyebut terdapat sejumlah indikator dan katalis yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar. Dari China, akan ada rilis angka gross domestic product (GDP) kuartal kedua yang diproyeksikan  naik dibandingkan dengan sebelumnya, yakni  sebesar 1,2%  secara kuartalan. Sedangkan secara tahunan, GDP China diproyeksikan cenderung menurun, yakni 8,1% dari sebelumnya 18,3%.

Masih dari China, juga akan rilis data penjualan eceran yang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 11% dari 12,4%, serta tingkat pengangguran China yang diproyeksikan masih akan sama yakni 5%.

Dari domestik, akan ada rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan Juni yang diproyeksikan masih akan surplus di kisaran US$ 2,23 miliar dari sebelumnya US$ 2,37 miliar.

Ada pula data ekspor Indonesia bulan Juni yang menurut konsensus Trading Economics akan tumbuh sedikit melambat, yakni 49,9% dari sebelumnya 58,76%. Kinerja impor juga diperkirakan tumbuh melambat dari sebelumnya 68,68% menjadi 51,35%.

“Proyeksi perlambatan terhadap ketiga indikator ekonomi Indonesia tersebut dikarenakan pada bulan Juni cenderung tidak ada momentum yang mendorong konsumsi dan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi seperti April dan Mei, yang menyebabkan data ekspor impor sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” terang Regina kepada Kontan.co.id, Rabu (14/7).

Selain rilis ketiga data tersebut, katalis lainnya dari domestik masih terkait dari perkembangan kasus Covid-19 dan juga PPKM Darurat yang berpotensi diperpanjang.

Erdikha Elit Sekuritas memproyeksikan indeks pada hari Kamis (15/7) akan bergerak pada kisaran level support 5.950 dan level resistance 6.000.

Selanjutnya: IHSG melemah 0,55% ke 5.979 pada perdagangan Rabu (14/7), asing beli INCO, ANTM, ACES

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×