Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal tanah air kini ramai diguyur pembagian dividen tunai sejumlah emiten. Investor bisa mencermati tips berikut untuk memaksimalkan cuan dari pembagian dividen.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, yang perlu menjadi perhatian para investor jangka pendek atau para trader yang mengincar momentum pembagian dividen adalah penurunan harga saham di periode ex-date. Ini berkaca dari banyaknya kejadian saham-saham pada ex date turun sebesar jumlah dividen yang dibagikan atau bahkan lebih besar.
Untuk menghindari dari dividend trap, trader atau investor short term bisa melakukan realisasi/penjualan saat cum date. Untuk itu, pembelian bisa dilakukan saat pengumuman dividen atau jauh sebelum pengumuman pembagian dividen.
Baca Juga: Berkah Ramadan, Bank BJB Menebar Dividen Hingga Rp 1,1 Triliun
Ini karena banyak emiten yang punya kebiasaan rutin membagikan dividen dengan tingkat dividend payout ratio yang stabil, sehingga besaran dividen bisa diprediksi jauh sebelum rapat umum pemegang saham tahunan atau RUPST.
Periode terbaik kenaikan harga saham terjadi saat pengumuman RUPST sampai tanggal cum date. Ini menjadi periode yang menurut Alfred sangat baik bagi trader yang ingin mendapatkan keuntungan dari momentum dividen.
“Beli saat dividen diumumkan dan dijual saat cum date,” kata Alfred kepada Kontan.co.id, Selasa (4/4).
Baca Juga: Punya Yield Jumbo, Dividen Indo Tambang (ITMG) dan Matahari (LPPF) Menarik Dilirik
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, yield dividen yang berada di atas level 2,5% sudah cukup menarik, mengingat rata-rata bunga deposito saat ini cukup beragam. “Apalagi jika jauh di atas level tersebut,” kata Nafan.
Pelaku pasar juga harus mencermati prospek dari emiten yang membagikan dividen. Misal, untuk emiten pertambangan, Nafan menilai, efek commodity windfall akibat booming harga komoditas akan memudar sepanjang tahun ini. Tentunya hal ini akan mempengaruhi perlambatan pertumbuhan kinerja, khususnya dari sisi pendapatan alias top line. Ini karena adanya kemungkinan penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP).
Kata Alfred, Investor juga bisa mencermati tipikal laba yang diperoleh suatu perusahaan, apakah termasuk laba musiman (seasonality), laba konstan, atau bahkan bertumbuh. Jika laba berdasarkan seasonality, yield dividen yang tinggi saat ini bisa jadi menurun drastis untuk tahun berikutnya.
Baca Juga: Memburu Cuan dari Emiten Pembagi Dividen, Cermati Hal Ini Agar Tak Terjebak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News