Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, dengan besaran dan imbal hasil (yield) yang beragam.
Yield terbesar diduduki oleh dividen PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Emiten pertambangan batubara ini membagikan dividen sebesar US$ 474,6 juta atau setara dengan Rp 6.416 per saham. Estimasi yield dividen tambang batubara ini mencapai 15,7%, yang didapat dengan membandingkan dividen per saham dengan harga penutupan saham ITMG per Selasa (4/4) di level Rp 40.650.
Emiten peritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga akan membagikan dividen dengan yield yang cukup tinggi. LPPF akan membagi dividen Rp 525 per saham, dengan estimasi yield mencapai 10,4% berdasarkan penutupan perdagangan per Selasa (4/4).
Dividen saham PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) juga menawarkan yield yang cukup baik. Emiten dengan nama tenar WOM Finance ini bakal membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 59,28 miliar atau Rp 17,00 per saham. Adapun yield yang ditawarkan sebesar 5,59%.
Baca Juga: Memburu Cuan dari Emiten Pembagi Dividen, Cermati Hal Ini Agar Tak Terjebak
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, yield dividen yang berada di atas level 2,5% sudah cukup menarik, mengingat rata-rata bunga deposito saat ini cukup beragam.
“Apalagi jika jauh di atas level tersebut,” kata Nafan.
Tentunya, ada banyak faktor yang harus dicermati dalam memilih dividen, diantaranya adalah sentimen pasar.
Misalnya saat ini terdapat sentimen pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+ yang membuat harga minyak relatif menguat. Ini membuat ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan inflasi dan terjadinya resesi semakin menguat.
Pelaku pasar juga harus mencermati prospek dari emiten yang membagikan dividen. Misal, untuk emiten pertambangan, Nafan menilai, efek commodity windfall akibat booming harga komoditas akan memudar sepanjang tahun ini.
Tentunya hal ini akan mempengaruhi perlambantan pertumbuhan kinerja, khususnya dari sisi pendapatan alias topline. Ini karena adanya kemungkinan penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP).
“Namun selama perusahaan menjalani efisiensi bisnis, semestinya laba masih bisa tercipta,” sambung dia.
Sementara itu, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan juga menilai, semakin besar dividen yield maka akan semakin membuat saham tersebut menarik. Sehingga dividen LPPF dan ITMG menjadi yang paling menarik saat ini.
Kata dia, perolehan dividen dalam bentuk tunai/cash membuat besaran suku bunga Deposito menjadi benchmark (acuan). Jika melihat suku bunga deposito bank saat ini di rentang 2% - 5,5% per tahun atau 12 bulan dibandingkan dengan besaran yield dividen, maka dividen yield sebesar 1% saja sudah berada di atas suku bunga deposito.
Ini dengan menimbang jarak RUPST keputusan dividen dengan waktu pembayaran paling lama 2 bulan.
Baca Juga: Dividen dari Sejumlah Emiten Ini Siap Ditadah
Namun, selain besaran yield, yang perlu menjadi perhatian para investor jangka pendek atau para trader yang mengincar momentum pembagian dividen adalah penurunan harga saham di periode ex-date. Ini berkaca dari banyaknya kejadian saham-saham pada ex date turun sebesar jumlah dividen yang dibagikan atau bahkan lebih besar.
Cuma, yang menjadi risiko utama untuk investor yang ingin memanfaatkan dividen adalah risiko penurunan harga saham pada saat ex date.
Banyak kejadian harga saat ex date turun lebih dalam , sehingga kerugian dari selisih harga pembelian dengan ex date jauh lebih besar dari besaran nilai dividen. Inilah yang sering disebut dividen trap.
“Dividend trap terjadi ketika pembelian dilakukan saat mendekati Cum date,” kata Alfred, Selasa (4/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News