Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten berduyun-duyun mengumumkan transaksi afiliasi di awal semester II-2024. Transaksi ini dilakukan dengan beragam tujuan, mulai dari pemberian pinjaman, suntikan modal, pengalihan saham, hingga sewa atau pembelian properti dan alat produksi.
Tengok saja PT Astra International Tbk (ASII) yang telah menggelar serangkaian transaksi afiliasi pada beragam lini usahanya. Setidaknya ada lima transaksi yang dilakukan oleh Grup Astra di akhir semester I-2024 dengan total nilai Rp 1,48 triliun.
Sementara anak usaha ASII, PT United Tractors Tbk (UNTR) melakukan transaksi afiliasi berupa pemberian pinjaman kepada entitas anak. Total nilai transaksi sebesar Rp 784,82 miliar untuk dua proyek pembangkit listrik yang berbeda di Grup UNTR, yakni keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Uap (PLTU).
Dari Grup Barito milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melakukan transaksi afiliasi terkait dengan Kerja Sama Operasi (KSO) Patimban dan KSO Perumahan Cikupa. Transaksi afiliasi turut dilakukan oleh anak usaha BRPT, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
TPIA meneken perjanjian opsi dengan PT Chandra Daya Investasi untuk mengambil bagian atas saham salah satu anak perusahaan TPIA di bidang terminal dan tangki di Cilegon, dengan nilai US$ 326,4 juta. TPIA juga telah melakukan pemisahan (spin-off) unit usaha pelabuhan, dermaga dan penyimpanan dengan PT Chandra Pelabuhan Nusantara.
Emiten lain yang mengumumkan transaksi afiliasi adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai US$ 10,84 juta. Kemudian ada PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sebesar Rp 315 miliar, serta PT Temas Tbk (TMAS) dengan nilai transaksi Rp 300 miliar.
Selain itu, barisan emiten yang baru-baru ini menggelar transaksi afiliasi di antaranya ada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Baca Juga: Ada Serangkaian Transaksi Afiliasi Astra (ASII) Senilai Rp 1,48 Triliun
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas memandang secara umum transaksi afiliasi bisa memberikan sinyal positif kepada pelaku pasar. Aksi korporasi ini dapat menjadi langkah strategis emiten untuk memperkuat struktur bisnis, meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan pasar.
"Selain itu pemberian pinjaman atau suntikan modal menunjukkan komitmen emiten untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis ke depannya," ungkap Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Baca Juga: Aksi INCO Usai Divestasi: Transaksi US$ 10,84 Juta Hingga Offtake Dengan MIND ID
Analis Stocknow.id, Abdul Haq Alfaruqy menambahkan, di tengah dinamika ekonomi yang belum stabil, transaksi afiliasi bisa menjadi jalan keluar bagi emiten untuk memperkuat ketahanan bisnisnya. Aksi korporasi ini juga menunjukkan kepekaan emiten terhadap kondisi grup atau entitas usahanya.
Di sisi lain, investor dapat melihat gambaran dampak dari transaksi afiliasi terhadap prospek emiten ke depannya. "Beberapa emiten melakukan transaksi afiliasi ini untuk memperkuat tonggak bisnisnya di anak-anak usahanya. Hal ini merupakan good news bagi investor," kata Abdul Haq.
Helen selaku Senior Equity Analyst Phillip Sekuritas Indonesia turut melihat transaksi afiliasi umumnya dilakukan sebagai strategi menguatkan sinergi secara grup sekaligus pengembangan bisnis di masa depan. Namun, Helen mengingatkan para investor mesti mencermati jenis transaksi afiliasi dan seberapa signifikan dampaknya mengangkat prospek emiten.
Rekomendasi Saham
Menimbang hal tersebut, investor perlu selektif memilih saham yang melakukan transaksi afiliasi. "Harus mempertimbangkan transaksi yang dilakukan, dampaknya terhadap kinerja emiten misalnya efisiensi biaya, peningkatan pendapatan dan laba atau kemudahan memperoleh bahan baku," jelas Helen.
Sukarno punya pandangan serupa, dimana pelaku pasar akan memberikan respons yang beragam untuk transaksi afiliasi. Bisa jadi, pasar merespons positif karena emiten tersebut sedang dibarengi oleh sentimen positif yang lain sehingga bisa mendongkrak harga sahamnya.
Di antara emiten yang baru-baru ini menggelar transaksi afiliasi, Sukarno menyarankan trading buy untuk BRPT (target harga Rp 1.330, support di Rp 1.175) dan JSMR (target harga Rp 5.700, support di Rp 5.075).
Abdul Haq menyematkan rekomendasi buy untuk saham INCO (koleksi di Rp 3.970 untuk target harga Rp 4.220 - Rp 4.360, stoploss Rp 3.800) dan UNTR (target harga Rp 24.300, stoploss Rp 22.125).
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy BRPT (target harga Rp 1.265 - Rp 1.300) dan MAPI (target Rp 1.555 - Rp 1.650). Kemudian cermati peluang buy on weakness pada saham ASII (target Rp 4.700 - Rp 4.800) dan UNVR (target harga Rp 3.260 - Rp 3.400).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News