Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Isu kembali muncul dari Rajawali Group, konglomerasi yang digawangi oleh pengusaha Peter Sondakh. Kabarnya, ia berkongsi dengan Martua Sitorus, petinggi Wilmar Group, untuk mengakuisisi sebagian saham Felda Global Ventures Holding Bhd.
Disinyalir, pembahasan terkait hal ini sudah berjalan beberapa waktu belakangan, namun tidak beredar hingga ke publik. Kabar tersebut justru muncul setelah Reuters memberitakan jika negosiasi terkait akuisisi itu batal.
Satrio Tjai, Managing Director Rajawali Group mengaku tidak mengetahui hal ini. "Saya malah baru tau kabar ini dari media," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (12/7).
Seperti diberitakan Reuters, rencana ini batal lantaran petinggi Felda sedang terjerat dugaan kasus korupsi. Tapi, hingga saat ini belum ada kejelasan apakah rencana akuisisi perusahaan pelat merah Malaysia itu sepenuhnya batal atau hanya sekadar ditunda.
Nama Felda tak begitu asing di industri Indonesia, terutama sektor perkebunan.
Sekadar mengingatkan, pertengahan April 2017, Felda menuntaskan transaksi pembelian 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) dari Grup Rajawali. Transfer kepemilikan dilakukan melalui transaksi tutup sendiri atau crossing saham di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nilai transaksi saham BWPT di pasar negosiasi mencapai Rp 6,7 triliun. Transaksi ini melibatkan 116,6 juta lot saham di harga Rp 576 per saham. Sebelumnya, Rajawali Group selaku pemilik BWPT meneken perjanjian jual beli 37% saham BWPT dengan anak usaha Felda, FIC Properties Sdn Bhd. Nilainya mencapai US$ 505,4 juta. Perjanjian ini dilakukan pada 23 Desember 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News