Reporter: Dede Suprayitno, Elisabet Lisa Listiani Putri, Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Komposisi pemegang saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) dikabarkan akan kembali berubah. Rumor di pasar menyebutkan, pemilik baru BWPT, Federal Land Development Authority (Felda), berniat menambah porsi kepemilikannya di emiten perkebunan ini.
Tak puas memiliki 37% saham BWPT, Felda dikabarkan berniat menambah porsinya menjadi mayoritas. "Kabarnya, Felda akan menjadi pemegang mayoritas, yang kemudian melaksanakan tender offer saham BWPT di harga akuisisi," ungkap sumber KONTAN, belum lama ini.
Manajemen BWPT mengakui tidak mengetahui kabar itu. "Kami belum terima informasi apa-apa," ungkap Deddy Setiadi, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BWPT, kepada KONTAN, Rabu (7/6).
Sekadar mengingatkan, pertengahan April tahun ini Felda menuntaskan transaksi pembelian 37% saham BWPT dari Grup Rajawali. Transfer kepemilikan dilakukan melalui transaksi tutup sendiri atau crossing saham di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nilai transaksi saham BWPT di pasar negosiasi mencapai Rp 6,7 triliun. Transaksi ini melibatkan 116,6 juta lot saham di harga Rp 576 per saham. Sebelumnya, Rajawali Group selaku pemilik BWPT meneken perjanjian jual beli 37% saham BWPT dengan anak usaha Felda, FIC Properties Sdn Bhd. Nilainya mencapai US$ 505,4 juta. Perjanjian ini dilakukan pada 23 Desember 2016.
Di saat Felda ingin menguasai BWPT, muncul kabar negatif dari Malaysia. Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) tengah menyelidiki dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang di jajaran direksi Felda Global Ventures Holdings (FGV), anak usaha Grup Felda. Untuk keperluan penyelidikan, pengendali FGV telah mensuspensi direktur utama, direktur keuangan dan dua direktur lain.
Analis Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menilai, perkara Felda tergantung kasusnya. Jika berhubungan dengan transaksi BWPT, maka bisa berdampak negatif ke BWPT. Tetapi, pasar sudah mengantisipasinya, sehingga saham BWPT tidak terkoreksi tajam. Harga BWPT kemarin turun 0,73% menjadi Rp 272 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News