kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Raih Rp 704 Miliar pada Semester I, Metropolitan Land (MTLA) Genjot Marketing Sales


Senin, 18 Juli 2022 / 10:13 WIB
Raih Rp 704 Miliar pada Semester I, Metropolitan Land (MTLA) Genjot Marketing Sales
ILUSTRASI. Mengejar target senilai Rp 1,8 triliun, MTLA bakal menggenjot raihan marketing sales di sisa tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mengantongi pendapatan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp 704 miliar pada semester pertama 2022. Mengejar target senilai Rp 1,8 triliun, MTLA bakal menggenjot raihan marketing sales di sisa tahun ini.

Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo membeberkan, ada sejumlah faktor yang menantang pada semester pertama lalu. Pertama, imbas kondisi makro ekonomi. Konsumen mulai mengantisipasi kenaikan inflasi, ditambah naiknya harga bahan bakar dan bahan baku yang turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

Kedua, ada prioritas yang berbeda dari konsumen. Setelah mobilitas dilonggarkan dan mudik kembali diperbolehkan saat Idul Fitri, terjadi euforia yang membuat masyarakat menunda pembelian rumah pada periode tersebut.

Baca Juga: Terkerek Harga Bahan Bangunan, Siap-Siap Harga Rumah Bakal Naik

"Di periode lebaran jika dibandingkan tahun lalu, mobilitas ke luar kota masih dibatasi. Banyak konsumen yang menggunakan uang THR untuk DP pembelian rumah," kata Olivia kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/7).

Faktor berikutnya datang dari kebijakan pemerintah seperti berkurangnya stimulus Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), hingga pemberlakuan PPN 11%. Sejumlah faktor tersebut membuat raihan marketing sales MTLA pada semester pertama 2022 merosot sekitar 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dibanding target tahun ini, realisasi Rp 704 miliar itu baru mencapai 39,11%.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Belum Berencana Menggarap Pasar Apartemen Mahasiswa

Adapun pada tahun ini MTLA menargetkan marketing sales yang terdiri dari presales dan recurring revenue dengan nilai mencapai Rp 1,8 triliun. Meski begitu, Olivia yakin pihaknya tetap bisa mencapai target hingga tutup tahun 2022.

"Kami optimistis di semester kedua dapat mengejar ketertinggalan. Biasanya memang di semester kedua terjadi peningkatan penjualan dan pengakuan dari pre sales periode sebelumnya," jelas Olivia.

Merujuk pada hasil semester pertama, Olivia mengungkapkan bahwa produk yang dominan menopang marketing sales adalah produk properti dengan harga di bawah Rp 1 miliar di proyek Metland Cileungsi dan Metland Cibitung dengan harga mulai dari Rp 500 juta.

Baca Juga: Sempat Ada PPKM Lagi, Trafik Kunjungan Mal Metropolitan Land (MTLA) Tetap Tumbuh

Selain itu, produk properti di Metland Menteng dan Metland Puri juga menopang penjualan untuk harga mulai dari Rp 1 miliar. Di tengah tantangan makro ekonomi saat ini, MTLA pun sudah menyiapkan sejumlah strategi.

Di segmen perumahan, MTLA mengembangkan produk dengan mengecilkan ukuran bangunan agar lebih dapat terserap oleh pasar. Seperti kluster Lisse di Metland Cibitung dengan ukuran mulai LB30/LT60 m2 dan The Emerald di Metland Tambun dengan ukuran mulai LB35/LT72 m2.

Di samping pengembangan produk, MTLA juga membuat program-program pemasaran seperti DP 0%, free biaya-biaya, dan hadiah langsung. "Untuk apartemen produk-produk siap huni kami, kami pasarkan untuk rental. Dalam semester pertama mendapatkan respon positif dari konsumen," ungkap Olivia.

Baca Juga: Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Baru Mencapai 33,7% Hingga Mei 2022

Guna menggenjot recurring income, MTLA menyiapkan berbagai program di segmen hotel untuk menggaet pasar MICE dari korporasi dan pemerintahan. "Market leisure sudah mulai naik lagi saat ini. Kami siapkan beberapa paket untuk stay dan experience di destinasi wisata di sekitar hotel-hotel kami," imbuh Olivia.

Pada segmen pusat perbelanjaan (mall), ada sejumlah tenant baru yang bisa menarik lebih banyak pengunjung. Seperti H&M, Uniqlo, KOBA Korean BBQ, Skin+, hingga Rockstar Gym. Olivia bilang, sampai dengan semester pertama pencapaian recurring income masih sesuai dengan target yakni sebesar Rp 204 miliar dari target Rp 410 miliar atau berkontribusi sekitar 30% dari total marketing sales.

"Kami optimistis tahun ini dapat mencapai target yang ditetapkan, dengan melihat tren saat ini traffic mal naik kurang lebih 15% dibandingkan semester I tahun lalu," tandas Olivia.

Baca Juga: Bisnis Pengelolaan Pusat Perbelanjaan Membaik, Ini Strategi Metropolitan Land (MTLA)

Rekomendasi Saham

Harga saham MTLA berada di posisi Rp 340 pada penutupan perdagangan Jumat (15/7) lalu. Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencermati MACD dan stochastic saham MTLA yang mulai bergerak di area positif.

"Diperkirakan MTLA berpeluang bergerak menguat untuk menguji area resistance terlebih dulu," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/7).

Pelaku pasar pun bisa melakukan speculative buy pada saham MTLA dengan mencermati area support Rp 332 dan resistance pada Rp 356.

Baca Juga: Dihantui Suku Bunga dan Inflasi, Analis Sarankan Investor Kurangi Porsi Saham

Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, adanya diversifikasi pendapatan seperti dari segmen rekreasi & wisata air berpotensi menjadi tenaga tambahan untuk kinerja keuangan MTLA ke depan.

Penyaluran kredit di sektor properti pun masih cukup baik sehingga dari sisi pendanaan masih ada katalis positif. Namun, menimbang faktor makro ekonomi termasuk potensi kenaikan suku bunga, Desy masih menyarankan wait and see terlebih dulu untuk saham properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×