Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) dinilai sebagai salah satu emiten kontraktor yang menjanjikan. WEGE dinilai punya strategi yang berbeda dengan metode konstruksi modern serta punya proyek konsesi yang menjanjikan.
Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo menyukai emiten yang satu ini lantaran punya strategi backward dan forward dalam menunjang bisnis inti sebagai kontraktor bangunan gedung.Strategi ini dinilai membedakan WEGE dengan kontraktor lainnya.
Andreas menjelaskan, pada strategi backward, WEGE menyediakan jasa offsite construction yang terdiri dari bisnis pracetak dan modular yang bertujuan untuk mengamankan supply chain dan memperkuat bisnis inti. Sedangkan pada strategi forward, WEGE bergerak pada skema investasi dan konsesi yang bertujuan untuk memberikan tambahan pendapatan bagi WEGE di masa mendatang.
"Kami percaya kontribusi kontrak baru dari segment offsite construction akan terus meningkat ditopang oleh penyelesaian proyek yang lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional," tulis Andreas dalam risetnya.
Baca Juga: Laba Wika Gedung (WEGE) tahun ini diyakini bisa melebihi Rp 230 miliar
Selain itu, Andreas juga menyebut WEGE telah melakukan marketing yang tepat dengan menyelesaikan beberapa proyek prestisius seperti RS Khusus Covid-19 di Pulau Galang dan Pit Building Sirkuit Mandalika. Adapun, per September 2021, sekitar 32% dari total kontrak baru WEGE atau sekitar Rp 1,7 triliun berasal dari offsite construction.
Ditambah lagi, WEGE juga telah terlibat dalam beberapa proyek investasi dan konsesi, antara lain proyek gedung perkantoran Grha Mantap Jakarta dan Hotel de Braga Bandung. WEGE memilik hak konsesi sampai lebih dari 20 tahun mendatang dan dapat diperpanjang.
"Dari sisi finansial, proyek konsesi dan investasi memberikan tiga jalur pendapatan yaitu pendapatan dari pekerjaan konstruksi, pendapatan berulang dari sewa dan capital gain saat WEGE mendivestasikan kepemilikan saham pada proyek tersebut," imbuh Andreas.
Baca Juga: Pendapatan Baru Wika Gedung (WEGE) Dari Bisnis Modular
Secara fundamental, Andreas juga menyoroti WEGE yang punya pengelolaan bisnis secara berhati-hati. Ini tercermin dari tidak adanya kontrak dengan skema turnkey, sebuah skema yang mensyaratkan pembayaran DP sebelum pengerjaan dimulai. Adapun WEGE menggunakan skema monthly progress.
Melalui hal tersebut, menurutnya, WEGE menjadi salah satu kontraktor yang memiliki neraca yang kuat, dengan berada pada posisi net cash sebesar Rp 25 miliar per Juni 2021.
Dengan berbagai alasan tersebut, Andreas pun memberi rekomendasi beli untuk saham WEGE dengan target harga Rp 256 yang setara dengan 10,5x P/E untuk 2022 dan 0.5 standard deviation di atas rata-rata P/E 3-tahun yang sebesar 8,8x.
Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) masih agresif membidik kontrak baru di sisa tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News