kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya Prospek Cerah, Calon Emiten Hillcon Fokus ke Bisnis Kontraktor Tambang Nikel


Rabu, 15 Juni 2022 / 16:28 WIB
Punya Prospek Cerah, Calon Emiten Hillcon Fokus ke Bisnis Kontraktor Tambang Nikel
Presiden Direktur PT Hillcon Tbk Hersan Qiu (kedua kanan) bersama komisaris dan direksi saat paparan publik rencana IPO di Jakarta, Rabu (15/6/2022).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kontraktor yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Hillcon Tbk, akan berfokus pada bisnis kontraktor tambang nikel tahun ini.

Direktur Hillcon Jaya Angdika menyebut, tahun lalu kontribusi segmen kontraktor tambang batubara mencapai 60%. Untuk tahun ini, kontribusi tambang batubara akan direduksi menjadi 40%, sisanya akan difokuskan ke tambang nikel.

“Kami berfokus ke nikel karena nikel itu potensi bertumbuhnya luar biasa,” terang Jaya usai konferensi pers penawaran umum perdana saham di Jakarta, Rabu (15/6).

Menurut Hillcon, investasi oleh industri baterai mobil listrik saat ini difokuskan pada baterai berbasis nikel melalui perusahaan seperti CATL, LG Energy Solution, Tesla. 

Konsumsi nikel untuk industri mobil listrik diperkirakan mencapai 1,1 juta ton pada 2030 jika dibandingkan pada 2022 yang hanya 200.000 ton.

Baca Juga: Segera IPO, Hillcon Bidik Laba Bersih Hingga Rp 600 Miliar di Tahun Ini

Di sisi lain, konsumsi nikel dunia naik 17,2% pada 2021 menjadi 2,8 juta ton dibandingkan 2020 yang tumbuh hanya 0,6%.  Sebanyak 1,96 juta ton nickel metal (69%) diserap oleh industri stainless steel.

Konsumsi nikel metal industri baterai naik 80% pada 2021 menjadi 360.000 ton, mayoritas datang dari industri mobil listrik. Konsumsi nikel diperkirakan tumbuh hampir dua kali lipat menjadi 4,8 juta ton pada 2030 dibandingkan 2,8 juta ton pada 2021.

Adapun  konsumsi industri baja stainless akan tumbuh 38% pada 2030 menjadi 2,7 juta ton, dari sebelumnya 1,96 juta ton pada 2021. Industri baterai, dipimpin oleh baterai mobil listrik, diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat menjadi 1,4 juta ton pada 2030, dibandingkan 360 ribu ton pada 2021.

Proyeksi ini tentunya menguntungkan Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia, yang memiliki 950 ribu ton nikel metal pada 2021, atau sebesar 35% dari total produksi nikel dunia.

Tahun ini Hillcon mengincar produksi 16 juta wet metric ton (wmt) nikel ore. Angka ini naik 20% dari tahun lalu. Angka produksi ini sudah termasuk dari proyek-proyek yang baru, salah satunya dari Weda Bay Nickel.

Saat ini, Jaya menyebut Hillcon memiliki klien tambang nikel sekitar 7 sampai 8 klien, yang tersebar di provinsi penghasil nikel seperti Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.

Jaya melihat, kemungkinan Hillcon untuk memperoleh kontrak baru selalu terbuka lebar. Setidaknya, saat ini Hillcon sedang menjajaki peluang kontrak dengan empat calon klien. 

Baca Juga: Hillcon Lepas 2,21 Miliar Saham dalam Gelaran IPO, Bidik Dana Rp 884,6 Miliar

Hanya saja, karena faktor sulitnya ketersediaan alat berat, Hillcon akan berfokus kepada kontrak yang sudah didapatkan pada 2022. 

“Mungkin kontrak yang dijajaki tahun ini (akan dikerjakan) untuk tahun depan,” sambung Jaya.

Sebagai perusahaan kontraktor, harga minyak (solar) memegang peranan cukup penting sebagai sumber bahan bakar. Namun, Hillcon menggunakan skema pass through dalam menentukan biaya bahan bakar. 

Sehingga, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak berdampak terhadap ongkos produksi Hillcon. 

“Biaya solar ditanggung oleh pelanggan atau pass through,” pungkas Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×