Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksikan akan semakin membaik ke depannya. Kinerja emiten otomotif ini sudah mulai mengalami pemulihan belakangan ini.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan, ASII telah mencatatkan perbaikan kinerja, khususnya pada kuartal II-2021. Hal ini tercermin dari melonjaknya angka volume penjualan otomotif ASII pada periode tersebut.
Adapun, ASII berhasil mencatatkan volume penjualan mobil sebanyak 343.887 unit hingga akhir September 2021, jumlah ini naik 79% secara year on year. Tak hanya itu, pangsa pasar juga berhasil naik dari 52% menjadi 55%. Lalu, volume penjualan motor juga berhasil tumbuh 26% menjadi 2,9 juta unit.
“Solidnya harga komoditas juga turut berkontribusi positif terhadap pemulihan kinerja terhadap anak perusahaan ASII. Kenaikan harga batubara dan CPO telah mendorong kinerja pada segmen agribisnis dan batubara,” kata Anggaraksa ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/12).
Perbaikan kinerja ASII dapat terlihat dari pertumbuhan laba bersih segmen otomotif yang menyumbang 36,8% dari total laba bersih ASII, dengan membukukan kenaikan hingga 207,1% yoy menjadi Rp 5,5 triliun. Sementara laba bersih dari segmen pertambangan dan agribisnis masing-masing tumbuh 50,7% dan 152,4%.
Baca Juga: IHSG menguat 0,13% ke 6.547 di perdagangan Senin (6/12), asing lepas ASII, BBRI, BBCA
Dus, secara kumulatif, perolehan laba bersih ASII hingga kuartal III-2021 tercatat sebesar Rp 14,98 triliun atau naik 6,7% secara yoy.
Sementara dari sisi top line, pendapatan ASII berhasil mencapai Rp 167,40 triliun atau naik 28,4% secara yoy.
Ke depan, Anggaraksa menilai tren positif pada harga komoditas masih akan berlanjut dan masih akan jadi pendukung kinerja ASII. Untuk batubara, ia memperkirakan harganya masih akan ada di kisaran US$ 145 per ton. Sementara untuk CPO, pasokan yang terbatas dan penerapan kebijakan B30 diproyeksikan akan menjaga harga CPO tetap tinggi.
Sementara analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus dalam risetnya pada 22 November menuliskan, ASII akan diuntungkan dengan peluncuran produk baru Toyota Veloz, Avanza, dan Daihatsu Xenia.
Secara umum, model-model baru tersebut mengalami upgrade dari sisi tampilan maupun performanya.
Menurut Willinoy, Toyota Veloz dan Avanza merupakan salah satu mobil dengan values yang terbaik di kelasnya. Dari sisi harga, masih relatif lebih rendah, namun fitur yang dihadirkan sudah lengkap. Belum lagi, tampilan yang baru juga akan semakin mengundang minat para calon pembeli.
“Dari sisi ketersediaan stok, Avanza dan Veloz juga lebih unggul dibanding dengan kompetitornya seperti BRV atau Xpander. Jadi, para pembeli bisa mendapatkan produk Avanza dan Veloz lebih dahulu dibanding kompetitornya,” ujar Willinoy dalam risetnya.
Namun, untuk volume penjualan roda empat ASII pada tahun ini dan tahun depan, Willinoy masih mempertahankan proyeksinya di level 800.000 dan 900.000. Sementara untuk volume penjualan roda dua akan berada di 3,9 juta dan 4,7 juta untuk 2021 dan 2022.
Tahun depan, katalis positif yang telah mendongkrak penjualan ASII pada tahun ini, yakni insentif PPnBM akan berakhir.
Baca Juga: Sepanjang GIIAS 2021, Toyota Astra catat penjualan 3.818 unit mobil
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia menilai jika insentif tersebut tidak diperpanjang memang bisa berimbas pada penjualan mobil ASII pada tahun depan.
“Untungnya, tahun depan akan jadi periode pemulihan ekonomi di mana hal ini akan menjadi faktor utama yang akan mendorong pertumbuhan ASII,” kata Pebe.
Ditambah lagi, dengan kenaikan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir, diekspektasikan, daya beli masyarakat pada tahun depan akan meningkat dan jauh lebih baik dari tahun ini. Pebe juga meyakini, selain inovasi produk dengan menghadirkan model-model baru turut bisa jadi pendorong pertumbuhan Astra.
Selain dari segmen bisnis yang sudah ada, Anggaraksa juga menilai ASII punya prospek yang cerah pada era new economy. Apalagi, dengan posisi kas sebesar Rp 6 triliun per September 2021, akan membuat ASII punya cukup fleksibilitas untuk melanjutkan ekspansi digital. Sejauh ini, ASII telah agresif dalam berinvestasi di berbagai platform seperti Gojek, Sayurbox, dan Halodoc.
“Melalui PT Astra Digital Arta, ASII juga telah meluncurkan AstraPay sebagai sistem pembayaran terintegrasi dengan ekosistem grup Astra. Kami melihat bahwa investasi pada perusahaan new economy berkualitas dapat mendorong kinerja keuangan di masa depan,” kata Anggaraksa.
Terkait kinerja ASII ke depan, seiring dengan kedua model terbaru tersebut punya kenaikan harga sekitar 7-9% dibanding model sebelumnya, Willinoy pun menaikkan GPM untuk sektor otomotif ASII menjadi 13% dari sebelumnya 11%.
Lebih lanjut, dengan margin yang lebih tinggi tersebut, serta digabungkan dengan pendapatan dari segmen coal mining, Willinoy juga merevisi naik pendapatan ASII sebesar 15% dan 4% untuk tahun 2021 dan 2022.
Ia memperkirakan pendapatan ASII pada tahun ini akan sebesar Rp 219,12 triliun dengan laba bersih Rp 19,76 triliun. Sementara pada tahun depan, pendapatan yang berpotensi didapat sebesar Rp 245,94 triliun dengan laba bersih Rp 22,65 triliun.
Baik Willinoy dan Anggaraksa, sama-sama merekomendasikan untuk beli saham ASII dengan target harga masing-masing Rp 7.600 dan Rp 6.650 per saham.
Sementara Pebe juga memberi rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target harga Rp 7.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News