kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Punya Fundamental Solid, Simak Ulasan Rekomendasi saham Bank Mandiri (BMRI)


Senin, 16 Mei 2022 / 12:43 WIB
Punya Fundamental Solid, Simak Ulasan Rekomendasi saham Bank Mandiri (BMRI)
ILUSTRASI. Bank Mandiri dapat rekomendasi beli dari MNC Sekuritas


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil membukukan kinerja yang apik sepanjang kuartal I-2022. Tercatat, bank pelat merah ini membukukan pendapatan sebesar Rp 20,48 triliun atau naik 17,1% secara year on year.

Dari sisi bottom line, BMRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan, yakni naik 70% secara tahunan menjadi Rp 10 triliun.

Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi mengungkapkan, perolehan BMRI tersebut sejauh ini inline dengan proyeksi MNC Sekuritas, baik dari sisi top line maupun bottom line. Ia sendiri memproyeksikan, BMRI membukukan pendapatan sebesar Rp 86 triliun, dengan laba bersih capai Rp 38 triliun.

“Selama BMRI bisa mencapai target yang sudah ditetapkan tahun ini, bukan tidak mungkin kinerja BMRI bisa melebihi dari proyeksi tersebut,” ujar Tirta kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5).

Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI)

Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit, BMRI tercatat membukukan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 8,93% secara yoy mencapai Rp1.072,9 triliun pada kuartal I-2022. Pertumbuhan kredit tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang hanya sebesar 6,65% secara yoy.

Pada tahun ini, BMRI sendiri berencana fokus untuk membidik penyaluran kredit ke sektor infrastruktur dalam rangka memperkuat bisnis wholesale sekaligus mengincar kredit dengan yield yang tinggi.

Adapun, segmen wholesale tercatat berkontribusi sebesar Rp 549,8 triliun dari total seluruh penyaluran kredit. Segmen ini juga mencatatkan kenaikan pertumbuhan sebesar 7% secara tahunan pada kuartal I-2022.

Tirta juga melihat, kredit dengan yield yang tinggi memang menarik, hanya saja ia menilai BMRI juga harus perlu melakukan penilaian dari sisi risiko. Namun, dia meyakini strategi tersebut sebagai upaya dari BMRI untuk menaikkan net interest margin (NIM).

 

Apalagi, saat ini BMRI juga memiliki cost of fund (CoF) yang rendah di 1,2%, terbantu dengan struktur dana murah, yakni CASA yang sebesar 70%.

Dari sisi fundamental lainnya, Tirta menilai BMRI punya kondisi yang solid. Salah satu faktornya adalah keberhasilan BMRI mengandalkan strategi pertumbuhan digital organik lewat aplikasinya, Livin’ by Mandiri.

Tercatat, kini jumlah pengguna aplikasi Livin' by Mandiri tumbuh menjadi 7 juta, dengan nilai transaksi yang melonjak 49% secara yoy menjadi Rp 508 triliun pada kuartal I-2022.

“Keberhasilan Livin ini tak hanya menjaga CoF milik BMRI Tetap rendah, namun juga bisa meningkatkan fee based income. Ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif BMRI dibanding bank lain,” imbuhnya.

Terkait potensi kenaikan suku bunga acuan, menurut dia seharusnya hal tersebut tidak akan jadi masalah untuk BMRI. Apalagi, kenaikan suku bunga tidak serta merta langsung membuat suku bunga kredit ikut naik. Pasalnya, ada periode bagi para perbankan untuk melakukan penyesuaian bunga kredit.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank Mandiri ke Sektor ESG Tembus Rp 210 Triliun hingga Maret

“Sejauh ini, karena struktur CASA yang dominan dari DPK, CoF masih bisa dijaga. Fokus untuk cari high yielding aset sudah sangat tepat untuk dongkrak NIM sehingga kenaikan suku bunga tidak akan jadi masalah,” jelas Tirta.

Saat ini, Tirta memberikan rekomendasi beli untuk saham BMRI dengan target harga Rp 8.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×