kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pudjiadi (PNSE) fokus alokasikan capex Rp 16 miliar untuk perbaikan aset


Selasa, 21 Mei 2019 / 16:11 WIB
Pudjiadi (PNSE) fokus alokasikan capex Rp 16 miliar untuk perbaikan aset


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE) masih mereguk kerugian akibat dampak bencana alam yang membuat ketiga produk propertinya melesu, yakni Hotel Jayakarta Anyer, Hotel Jayakarta, Komodo-Flores, dan Hotel Jayakarta Lombok.

Menilik laporan keuangan PNSE Kuartal I 2019, perseroan menderita kerugian sebesar Rp 8,98 miliar, atau turun 158,78% dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 3,47 miliar.

"Karena bencana alam, keadaan Kuartal I 2019 masih belum terlalu jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, masih rugi sebesar Rp 8,98 miliar. Angka ini masih berada di bawah target," tutur Ariyo Tejo selaku Direktur PNSE kepada Kontan saat gelaran Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Jayakarta, Jakarta Barat, Selasa (21/5).

Pada Kuartal I 2019, kontribusi pendapatan hotel yang dimiliki entitas anak lebih besar dibandingkan hotel yang dimiliki perseroan sebesar 25% atau mampu menyumbang sebesar Rp 23,13 miliar. Sementara pendapatan hotel yang dimiliki perseroan menyumbang sebesar Rp 13,13 miliar.

"Jika diteliti kembali, sebenarnya pencapaian pendapatan perusahaan anak, yaitu Hotel Jayakarta Lombok dan Komodo-Flores, pada Kuartal I 2019 lebih rendah dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu Hotel Lombok mampu mencapai Rp 6,7 miliar, saat ini hanya Rp 6,3 miliar. Sementara Hotel Komodo - Flores, yang dapat mencapai Rp 3,8 miliar, saat ini hanya Rp 1,8 miliar," imbuh Ariyo.

Dia berkata jika pendapatan Hotel Jayakarta Anyer memiliki pencapaian penjualan yang cukup bagus sebelum Tsunami Selat Sunda menerjang hotel. "Kami masih menderita kerugian mencapai Rp 4,7 miliar di Kuartal I 2019 dari daerah Anyer," kata Ariyo.

Sementara okupansi hotel pada Kuartal I 2019, masih lebih rendah 12% yakni 21.781 kamar dari periode yang sama tahun lalu sebesar 24.779 kamar. Dari sana, pendapatan penyewaan kamar masih menempati posisi sebagai kontributor tertinggi, yakni Rp 7,95 miliar, lalu sektor makanan dan minuman sebesar Rp 4,37 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 798,18 juta.

Masih menghadapi kerugian pada Kuartal I 2019, PNSE fokus akan memakai dana capex sebesar Rp 16 miliar untuk mengoptimalkan kembali hotel di daerah Bali dan Jakarta.

"Hotel kami yang berada di Bali adalah tulang punggung penghasil laba dan pendapatan tertinggi. Kami akan fokus berinvestasi di sana. Lalu prioritas kedua adalah hotel yang berada di Jakarta, dan sisanya dibagi ke pos pemeliharaan lain. Dana capex Rp 16 miliar kami dapatkan dari pinjaman PT Bank Mandiri dan internal," pungkas Ariyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×